DIA cantik. Sebagai wanita karir di bilangan Manhattan, New
York, ia juga orang bisnis yang sukses. Biro konsultasi
manajemen yang dipimpinnya maju pesat. Namun dalam usia 30,
Patricia Farmer belum juga berumahtangga.
Ia bukannya berat jodoh. Dua tahun yang lalu -- sebagaimana
biasanya gadis-gadis Amerika -- Patricia jatuh cinta pada
seorang laki-laki. Tetapi hubungan itu hanya berumur dua pekan.
Si laki-laki lantas menarik diri dengan perasaan menyesal,
karena merasa seperti tercemplung ke neraka. Dia terserang
penyakit herpes. Kemaluannya terasa nyeri. Bentolan-bentolan
berisi cairan bening muncul di bagian penting itu. Badannya
demam, menggigil.
Berkali-kali Patricia Farmer bersumpah tak tahu kalau dia
menderita herpes. Tetapi laki-laki itu tetap tak percaya dan
menuduh dia telah menghancurkan hidupnya. Patricia merasa
terteror benar dengan tuduhan itu.
Gejala-gejala penyakit herpes yang denang gampang bisa dilihat
dengan mata kepala tak pernah diderita Patricia. Tetapi memang
inilah salah satu ciri penyakit herpes yang sedang melanda
Amerika Serikat belakangan ini. Di samping terang-terangan
menunjukkan gejala, kuman penyakit kelamin yang lebih sulit
dikontrol dibandingkan dengan sifilis dan kencing-nanah itu,
terkadang juga tidak mcnunjukkan tanda-tanda yang mudah terlihat
mata.
Herpes sebenarnya sudah menyerang peradaban manusia sejak zaman
baheula. Tetapi menurut penulis masalah kesehatan masyarakat,
Daniel Laskin, dalam The New York Times Magazine (21 Februari
1982) penyakit ini merajalela setelah pertengahan 1970-an. Saat
kebebasan seks dilakukan banyak remaja di Amerika Serikat.
"Sejak itu penyakit tersebut terus meningkat. Dan karena
penyakit ini tak bisa disembuhkan, jumlah penderitanya tak bisa
dikurangi," tulis Daniel Laskin.
Sekalipun angka yang jelas tidak ada, karena pemerintah setempat
tidak mewajibkan dokter dan klinik melaporkannya (sifilis dan
kencing-nanah dilaporkan), diperkirakan setengah sampai dua juta
orang Amerika kena herpes tiap tahun. Separuh dari jumlah ini
mungkin tidak pernah mengidap gejala, sebagaimana gadis yang
malang Patricia Farmer.
BEGITU virus herpes menyerang, dua sampai sepuluh hari kemudian
timbul benjolan berisi cairan dan terasa perih. Dan dalam banyak
kasus yang melepuh dan nyeri itu tidak hanya muncul di bagian
kemaluan, tapi juga di paha atau anus. Pokoknya di bagian mana
saja virus itu tersenggol.
Benjolan berisi cairan bening itu akan lenyap sendiri begitu
virus herpes mundur dari pertahanannya di kulit. Tetapi virus
itu tidak mati dengan sendirinya. Dia masuk ke jaringan saraf
dan bersarang di gumpalan saraf yang terdapat di dasar tulang
belakang. Dari "tempat tidurnya" itu, secara berkala dia akan
muncul membikin kemaluan benjol-benjol berair dan nyeri.
Rata-rata 4 sampai 5 kali dalam setahun dengan daya penularan
yang amat tinggi.
Tak ada orang yang tahu secara pasti bagaimana virus itu
menyerang kembali. Apa yang merangsangnya? Wanita, nampaknya
diserang virus yang bersembunyi itu kembali pada saat menjelang
atau sesudah menstruasi. Demam juga bisa memancing serangan
virus yang bersarang di tulang punggung itu. Begitu juga
gangguan emosi dan onani.
Virus herpes itu ditularkan penderitanya pada saat bentolan itu
akan pecah. Karena itu jalan terbaik untuk mencegah penularan
jangan melakukan hubungan seks pada saat-saat genting itu.
Tunggulah sampai dia pecah dan lukanya sembuh.
Orang-orang konservati terhadap hubungan seks beranggapan,
kebebasan seks telah dihukum oleh panyakit ini dan mereka
berharap orang berpikir kembali mengenai kebebasan yang satu
ini. Tetapi ada yang beranggapan gelombang seks tidak akan
banyak terpengaruh. "Banyak yang tak mau gerayangan lagi di
tempat tidur," ujar Nona Berkowitz, Seorang perawat yang
mengurusi penderita herpes di kalangan remaja. "Lebih banyak
lagi yang mau mencobanya. "
Penderitaan gara-gara herpes ini juga, masuk ke lingkungan
keluarga. Jika salah seorang dari pasangan kena herpes, alamat
rumahtangga mereka berantakan. Dalam sebuah survei yang
dilakukan Herpes Resource Center, diketahui 18% dari 3.000
responden yakin penyakit bengkak-bengkak di kemaluan ini ikut
ambil bagian dalam merusak kelangsungan hidup rumahtangga
mereka.
BUAT perempuan, penyakit ini le1 bih menyiksa lagi. Mereka yang
terkena, 5 sampai 8 kali kemungkinannya akan kena kanker rahim.
Mereka juga jadi begitu cemas terhadap kandungan mereka. Harus
dilakukan pemeriksaan rutin. Begitu ketahuan masih ada virus,
tak ada jalan lain jabang bayi harus diselamatkan dengan operasi
Caesar.
Meskipun begitu saban tahun sekitar 1.000 anak lahir tercemar
virus herpes. Virus penyakit tadi begitu cepat menyebar ke tubuh
bayi, membunuh separuh dari mereka yang lahir. Sedangkan yang
bisa hidup otaknya cacat seumur hidup.
Penderita herpes ini kelihatan begitu merana. Dalam surat-surat
yang mereka kirimkan ke Herpes Resource Center mereka
mengungkapkan perasaannya lebih baik bunuh diri daripada harus
menanggung penyakit ini seumur hidup.
Obat belum juga ditemukan. Untuk mengobati bentolan-bentolan
berisi cairan itu, terkadang mereka sampai pada pekerjaan yang
kelihatannya sia-sia belaka. Ada yang merendamnya dalam susu
supaya kumannya mati kedinginan. Ada yang merendamnya dalam
wiski Scotch supaya virus mati terbakar.
Perusahaan farmasi Burroughs Wellcome berhasil membuat obat
cairan yang bisa menyembuhkan benjolan itu, walaupun tidak
membunuh kuman yang bersembunyi di tulang punggung. Tapi masih
harus menunggu izin dari badan pengawas makanan dan obat-obatan
AS sebelum digunakan secara massal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini