Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hasil sampingan kebebasan seks

Penyakit kelamin (herpes) kini sedang melanda Amerika Serikat. 5 sampai 2 juta orang terserang herpes tiap tahun. obat penyembuhannya belum ditemukan (ksh)

19 Juni 1982 | 00.00 WIB

Hasil sampingan kebebasan seks
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DIA cantik. Sebagai wanita karir di bilangan Manhattan, New York, ia juga orang bisnis yang sukses. Biro konsultasi manajemen yang dipimpinnya maju pesat. Namun dalam usia 30, Patricia Farmer belum juga berumahtangga. Ia bukannya berat jodoh. Dua tahun yang lalu -- sebagaimana biasanya gadis-gadis Amerika -- Patricia jatuh cinta pada seorang laki-laki. Tetapi hubungan itu hanya berumur dua pekan. Si laki-laki lantas menarik diri dengan perasaan menyesal, karena merasa seperti tercemplung ke neraka. Dia terserang penyakit herpes. Kemaluannya terasa nyeri. Bentolan-bentolan berisi cairan bening muncul di bagian penting itu. Badannya demam, menggigil. Berkali-kali Patricia Farmer bersumpah tak tahu kalau dia menderita herpes. Tetapi laki-laki itu tetap tak percaya dan menuduh dia telah menghancurkan hidupnya. Patricia merasa terteror benar dengan tuduhan itu. Gejala-gejala penyakit herpes yang denang gampang bisa dilihat dengan mata kepala tak pernah diderita Patricia. Tetapi memang inilah salah satu ciri penyakit herpes yang sedang melanda Amerika Serikat belakangan ini. Di samping terang-terangan menunjukkan gejala, kuman penyakit kelamin yang lebih sulit dikontrol dibandingkan dengan sifilis dan kencing-nanah itu, terkadang juga tidak mcnunjukkan tanda-tanda yang mudah terlihat mata. Herpes sebenarnya sudah menyerang peradaban manusia sejak zaman baheula. Tetapi menurut penulis masalah kesehatan masyarakat, Daniel Laskin, dalam The New York Times Magazine (21 Februari 1982) penyakit ini merajalela setelah pertengahan 1970-an. Saat kebebasan seks dilakukan banyak remaja di Amerika Serikat. "Sejak itu penyakit tersebut terus meningkat. Dan karena penyakit ini tak bisa disembuhkan, jumlah penderitanya tak bisa dikurangi," tulis Daniel Laskin. Sekalipun angka yang jelas tidak ada, karena pemerintah setempat tidak mewajibkan dokter dan klinik melaporkannya (sifilis dan kencing-nanah dilaporkan), diperkirakan setengah sampai dua juta orang Amerika kena herpes tiap tahun. Separuh dari jumlah ini mungkin tidak pernah mengidap gejala, sebagaimana gadis yang malang Patricia Farmer. BEGITU virus herpes menyerang, dua sampai sepuluh hari kemudian timbul benjolan berisi cairan dan terasa perih. Dan dalam banyak kasus yang melepuh dan nyeri itu tidak hanya muncul di bagian kemaluan, tapi juga di paha atau anus. Pokoknya di bagian mana saja virus itu tersenggol. Benjolan berisi cairan bening itu akan lenyap sendiri begitu virus herpes mundur dari pertahanannya di kulit. Tetapi virus itu tidak mati dengan sendirinya. Dia masuk ke jaringan saraf dan bersarang di gumpalan saraf yang terdapat di dasar tulang belakang. Dari "tempat tidurnya" itu, secara berkala dia akan muncul membikin kemaluan benjol-benjol berair dan nyeri. Rata-rata 4 sampai 5 kali dalam setahun dengan daya penularan yang amat tinggi. Tak ada orang yang tahu secara pasti bagaimana virus itu menyerang kembali. Apa yang merangsangnya? Wanita, nampaknya diserang virus yang bersembunyi itu kembali pada saat menjelang atau sesudah menstruasi. Demam juga bisa memancing serangan virus yang bersarang di tulang punggung itu. Begitu juga gangguan emosi dan onani. Virus herpes itu ditularkan penderitanya pada saat bentolan itu akan pecah. Karena itu jalan terbaik untuk mencegah penularan jangan melakukan hubungan seks pada saat-saat genting itu. Tunggulah sampai dia pecah dan lukanya sembuh. Orang-orang konservati terhadap hubungan seks beranggapan, kebebasan seks telah dihukum oleh panyakit ini dan mereka berharap orang berpikir kembali mengenai kebebasan yang satu ini. Tetapi ada yang beranggapan gelombang seks tidak akan banyak terpengaruh. "Banyak yang tak mau gerayangan lagi di tempat tidur," ujar Nona Berkowitz, Seorang perawat yang mengurusi penderita herpes di kalangan remaja. "Lebih banyak lagi yang mau mencobanya. " Penderitaan gara-gara herpes ini juga, masuk ke lingkungan keluarga. Jika salah seorang dari pasangan kena herpes, alamat rumahtangga mereka berantakan. Dalam sebuah survei yang dilakukan Herpes Resource Center, diketahui 18% dari 3.000 responden yakin penyakit bengkak-bengkak di kemaluan ini ikut ambil bagian dalam merusak kelangsungan hidup rumahtangga mereka. BUAT perempuan, penyakit ini le1 bih menyiksa lagi. Mereka yang terkena, 5 sampai 8 kali kemungkinannya akan kena kanker rahim. Mereka juga jadi begitu cemas terhadap kandungan mereka. Harus dilakukan pemeriksaan rutin. Begitu ketahuan masih ada virus, tak ada jalan lain jabang bayi harus diselamatkan dengan operasi Caesar. Meskipun begitu saban tahun sekitar 1.000 anak lahir tercemar virus herpes. Virus penyakit tadi begitu cepat menyebar ke tubuh bayi, membunuh separuh dari mereka yang lahir. Sedangkan yang bisa hidup otaknya cacat seumur hidup. Penderita herpes ini kelihatan begitu merana. Dalam surat-surat yang mereka kirimkan ke Herpes Resource Center mereka mengungkapkan perasaannya lebih baik bunuh diri daripada harus menanggung penyakit ini seumur hidup. Obat belum juga ditemukan. Untuk mengobati bentolan-bentolan berisi cairan itu, terkadang mereka sampai pada pekerjaan yang kelihatannya sia-sia belaka. Ada yang merendamnya dalam susu supaya kumannya mati kedinginan. Ada yang merendamnya dalam wiski Scotch supaya virus mati terbakar. Perusahaan farmasi Burroughs Wellcome berhasil membuat obat cairan yang bisa menyembuhkan benjolan itu, walaupun tidak membunuh kuman yang bersembunyi di tulang punggung. Tapi masih harus menunggu izin dari badan pengawas makanan dan obat-obatan AS sebelum digunakan secara massal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus