Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hati-hati Memilih Mainan

Beberapa jenis mainan anak mengandung zat berbahaya.

11 Desember 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Slime

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal yang ditampilkan Ryan dalam setiap videonya di YouTube terlihat sederhana. Ia membuka bungkusan aneka jenis mainan dan menceritakan kelebihan dan kekurangan mainan yang baru ia coba itu. Meski simpel, aktivitas Ryan yang didokumentasikan dalam bentuk video itu memikat banyak pengguna YouTube.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahun ini, Ryan, yang baru berusia 7 tahun, menjadi salah satu YouTuber terpopuler. Forbes memperkirakan penghasilan yang diperoleh Ryan melalui video ulasan mainan di akun Ryan ToysReview itu mencapai US$ 29,8 juta atau sekitar Rp 298 miliar. Jumlah pengikutnya mencapai 17,4 juta akun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video mengenai mainan memang jadi favorit pengguna YouTube berusia muda. Salah satu jenis mainan yang jadi tren dan banyak muncul di YouTube dan media sosial lain adalah slime atau mainan berupa lendir kenyal yang bisa dibentuk menjadi apa pun. Slime juga termasuk sering diulas di akun Ryan. Tak sedikit pula video yang berisi tip membuat slime sendiri untuk anak-anak.

Tren bermain slime juga populer di Indonesia. Namun para orang tua perlu waspada. Sebab, menurut riset terbaru yang dilaporkan Kelompok Ad-vokasi Konsumen Amerika Serikat atau United States Public Interest Research Group (USPIRG), ada beberapa jenis slime yang berbahaya. "Enam jenis slime memiliki kadar boron yang sangat tinggi dan berbahaya," demikian ditulis USPIRG dalam laporan berjudul "Trouble in Toyland", yang dirilis pada 6 Desember lalu.

Dokter dari Northwell Health System, Amerika, Ken Spaeth, menjelaskan, kandungan boron yang terlalu tinggi bisa menyebabkan iritasi pada kulit, mata, hidung, dan tenggorokan. "Jika tertelan, dampaknya akan mengganggu pencernaan, seperti diare dan muntah-muntah," ujarnya seperti dikutip Health Line.

Boron menjadi fatal jika tertelan dalam jumlah yang cukup tinggi, yakni 5-6 gram untuk anak-anak dan 15-20 gram bagi orang dewasa. "Yang dikhawatirkan adalah kecenderungan anak-anak memakan apa pun yang ia temukan," ucap Spaeth.

Dalam laporan USPIRG disebutkan bahwa beberapa slime mengandung 4.700 part per million boron, zat mineral yang kerap digunakan dalam industri pembuatan detergen dan pupuk. Jumlah itu 15 kali di atas ambang batas yang ditetapkan Uni Eropa untuk kategori mainan.

Setidaknya, ada enam merek slime yang kandungan boronnya sangat tinggi. Tiga di antaranya merupakan merek populer, yakni Kangaroos Original Super Cool Slime, Kidsco Glow in the Dark Slime, dan Toysmith Jupiter Juice Slime. "Merek-merek ini dijual bebas di situs belanja online dan supermarket di Amerika," demikian dilaporkan USPIRG.

Anak bermain slime. (www.thoughtco.com)

Untuk memastikan ke-sehatan anak-anak yang menjadi konsumen mainan-mainan ini, USPIRG menyarankan agar lembaga terkait membuat ambang batas kadar beberapa jenis zat kimia dan mineral, seperti boron.

Di Indonesia, kadar bo-ron dalam mainan belum diatur. Pada Standar Na-sional Indonesia ISO 8124-3:2010, yang mengatur keberadaan unsur-unsur tertentu dalam mainan, sejumlah zat yang diatur jumlahnya adalah anti-moni, arsen, barium, kadmium, kromium, timah, merkuri, dan selenium.

Salah satu bahan kimia lain yang kerap digunakan dalam pembuatan slime adalah boraks. Boraks atau natrium tetraborat adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang mengandung atom boron dan oksigen. Bahan kimia ini mudah larut dalam air dan berubah menjadi asam borat. Zat kimia ini berfungsi membunuh mikroba dan pengawet anorganik. Biasanya boraks dipakai di industri non-pangan.

Sedangkan dalam pembuatan slime, boraks digunakan untuk mengembangkan dan menggumpalkan bahan campuran sehingga lendir slime menjadi lebih kenyal dan gampang dibentuk. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam publikasinya beberapa waktu lalu, mengingatkan soal bahaya boraks. "Boraks sangat berbahaya bagi manusia apabila terhirup, terminum, termakan, dan terakumulasi di tubuh manusia dalam jumlah banyak."

Bahan kimia ini bersifat karsinogen dalam organ tubuh seperti otak, ginjal, dan testis. Akibatnya dapat menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan pencernaan, hingga kematian. "Karena bahayanya, pe-merintah secara resmi melarang penggunaan boraks sebagai bahan tambahan dalam produksi makanan," demikian tertulis dalam publikasi itu.

Sebagaimana pada makanan, kandungan boraks di mainan juga dinilai berbahaya, terutama apabila tertelan anak-anak. Kementerian Lingkungan Hidup menyarankan masyarakat menggunakan bahan lain yang lebih aman ketimbang boraks jika hendak membuat slime sendiri. Misalnya menggunakan air abu yang berasal dari pembakaran tangkai bulir padi (merang) dan daun pisang kering. Larutan ini punya efek yang sama seperti boraks, yakni mengenyalkan dan merupakan pengawet alami.

Selain air abu merang, cairan lain pengganti boraks adalah air kapur sirih. Bahkan penggunaan air kapur sirih lebih menguntungkan karena harganya lebih murah ketimbang boraks. "Untuk masakan, air kapur sirih juga bisa membuat adonan kue mengembang, dan hasilnya lebih renyah." HEALTH LINE | PRAGA UTAMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus