Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Inilah Perbedaan Air Mineral dan Air Demineral

Air minum kemasan yang dijual di Indonesia terbagi menjadi dua, yakni air mineral dan air demineral. Apa perbedaan dari keduanya?

22 Juni 2022 | 14.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Air minum kemasan yang dijual di Indonesia terbagi menjadi dua, yakni air mineral dan air demineral. Kedua jenis air minum ini memiliki karakteristik yang berbeda. Lantas, apa perbedaan dari keduanya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Air Mineral

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Air mineral merupakan jenis air yang paling umum ditemui di pasaran. Seperti namanya, air mineral mengandung beragam mineral, di antaranya kalsium, magnesium, natrium, serta selenium.

Melansir dari laman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang dimaksud dengan air mineral adalah air minum yang didapat langsung dari sumber alami melalui proses yang terkendali.

Air mineral bersumber dari mata air alami bawah tanah. Faktanya, tidak semua sumber air menghasilkan air mineral. Air mineral hanya bisa diperoleh dari sumber air pada daerah yang kaya akan mineral.

Air Demineral

Berkebalikan dengan air mineral, air demineral merupakan air yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti destilasi, deionisasi, dan proses yang setara sehingga memiliki sedikit atau bahkan tak memiliki sama sekali kandungan ion mineral dan garam di dalamnya seperti kalsium, klorida, sulfat, magnesium dan natrium. 

Melansir dari Bronkhorst, selain dapat dikonsumsi, air demineral juga sering digunakan untuk keperluan pada bidang industri dan ilmiah. Dalam kegiatan sehari-hari penggunaan air demineral dapat ditemukan. Contohnya untuk disemprotkan ke badan mobil untuk mencegah tetesan air yang mengering. Air demineral juga bisa dipakai untuk menghilangkan limescale pada besi setrika.

Mana yang lebih baik?

Sejauh ini terdapat berbagai pendapat terkait hal ini. Menurut Allan E. Bani dalam karya tulisnya berjudul ‘Your Water and Your Health’, mengonsumsi air nonmineral lebih banyak manfaatnya karena tidak menambah kadar mineral anorganik yang telah menumpuk serta berperan membersihkan mineral anorganik yang ada di dalam tubuh.

Melansir Mayo Clinic, mineral yang ada dalam air biasa adalah mineral anorganik yang sebetulnya tidak dibutuhkan tubuh sementara manusia membutuhkan mineral organik yang bisa didapat dari sayur, buah, maupun daging. Mineral jenis ini membuat sel tubuh bekerja lebih berat. Karena itu, minum air yang tidak mengandung mineral atau sedikit mineral akan lebih bermanfaat bagi kesehatan.

Namun, jika merujuk pada penelitian yang dilakukan World Health Organization, mengonsumsi air yang tidak mengandung mineral bisa memperbesar risiko osteoporosis, hipertensi, serangan jantung, dan hipotiroid. Selain itu, tidak adanya unsur elektrolit dalam air demineral dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

HATTA MUARABAGJA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus