Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sembelit adalah salah satu masalah pencernaan yang paling sering dialami orang. Karena rasanya tak nyaman, Anda pun pasti tak ingin mengalaminya, dan itu juga tergantung apa yang dimakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab sembelit bisa juga dehidrasi, kurang olahraga, perubahan rutinitas, misalnya saat bepergian, stres, obat-obatan tertentu, dan masalah kesehatan seperti irritable bowel syndrome (IBS). Sementara untuk makanan, penyebabnya adalah yang tinggi lemak dan kurang serat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebenarnya, tak ada jenis makanan atau minuman tertentu yang memicu sembelit. Namun kebiasaan makan harian bisa memperparah masalah, menurut Medical News Today. Berikut jenis makanan yang bisa jadi pemicu menurut spesialis gastroenterelogi dan pakar diet.
Tepung rafinasi
Biasanya dibuat makanan seperti roti putih, pasta, atau nasi putih bisa jadi penyebab sembelit karena rendah serat.
Keju dan produk susu
Produk susu seperti keju cenderung tinggi lemak namun rendah serat, yang bisa membuat sembelit bertambah parah. Sementara pada penderita intoleransi laktosa, mengonsumsi produk-produk susu biasanya akan menyebabkan diare dan gas. Namun pada ulasan di 2022, sekitar 30 persen orang dengan intoleransi laktosa mengalami sembelit setelah mengonsumsi produk susu.
Daging merah
Daging merah minim serat serta tinggi lemak dan zat besi yang bisa memicu sembelit.
Gorengan
Kentang goreng, ayam goreng, dan gorengan lain juga termasuk penyebabnya. "Gorengan, makanan berminyak tinggi lemak dan susah bagi tubuh mencernanya, menyebabkan sembelit," ujar Stefani Sassos, direktur nutrisi dan kebugaran Good Housekeeping Institute, kepada HuffPost.
Alkohol
Selain menyebabkan diare, pada sebagian orang alkohol justru memicu sembelit. Pasalnya, alkohol bisa menyebabkan dehidrasi dan memperparah sembelit. Pasalnya, alkohol menekan pelepasan hormon vasopresin yang membantu tubuh menahan cairan dengan memberi tahu ginjal untuk menyerapnya dan bukan membuangnya.