Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Jenis Nutrisi yang Perlu Diasup Lansia Menurut Ahli Gizi

Ahli gizi meminta lansia mengonsumsi banyak makanan berprotein tinggi agar kesehatan tetap terjaga.

8 Juli 2024 | 22.42 WIB

Ilustrasi lansia makan sayur. Shuttterstock
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi lansia makan sayur. Shuttterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gizi dari di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dr Mahar Mardjono, Jakarta, Sheila Octavia, meminta lansia mengonsumsi banyak makanan berprotein tinggi agar kesehatan tetap terjaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Ini terkait dengan pengaturan gizinya. Kebutuhan gizi para lansia itu berbeda-beda, belum lagi harus disesuaikan dengan penyakit masing-masing. Misal obesitas, itu pengaturan gizinya akan berbeda dengan lansia yang kekurangan gizi,” kata Sheila dalam diskusi daring, Senin, 8 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan makanan yang mengandung protein sangat penting untuk seluruh fase kehidupan, termasuk pada lansia. Protein berfungsi untuk mendukung pertumbuhan tubuh, memelihara jaringan dalam tubuh, serta membangun massa otot lansia yang seiring perkembangan waktu terus mengalami penurunan. Zat tersebut dibagi menjadi dua jenis, yakni protein hewani dan nabati. 

Pada protein hewani, lansia bisa memakan daging merah atau ikan yang berasal dari laut. Sementara protein nabati bisa didapat dari tempe atau tahu. Ia mengatakan protein harus dimakan satu porsi setiap kali makan, bukan satu kali untuk satu hari.

Bila melihat kondisi lansia saat ini, Sheila menyayangkan banyak ditemukan yang asupan proteinnya belum tercukupi. Penyebabnya beraneka ragam, mulai dari penurunan fungsi fisik sampai jenis penyakit yang diderita dan membuatnya sulit mengunyah atau menelan.

“Jadi memang peran keluarga harus lebih telaten, kenapa enggak mau makan daging padahal kalau dikaji lagi, mungkin giginya sudah tidak lengkap, kebersihan gigi dan mulutnya enggak terjaga, itu juga bisa jadi penyebab. Ini memang kompleks, tergantung situasi keluarga masing-masing pasien seperti apa,” paparnya.

Perlunya perhatian keluarga
Menurutnya, semua masalah itu bisa diatasi setiap anggota keluarga. Jika penyebabnya gigi yang sudah tidak kuat mengunyah, keluarga bisa mengakalinya dengan menyajikan hidangan yang bertekstur lebih halus atau dicincang sehingga protein tetap bisa masuk ke dalam tubuh. Anggota keluarga juga bisa berkreasi mencari menu-menu yang lebih variatif agar lansia lebih bersemangat memakannya dan tidak merasa jenuh.

“Kita tahu konsep gizi seimbang itu harus ada karbohidrat, sayur, buah, dan protein. Tapi kalau kita tidak bisa memasukkannya ke dalam tubuh lansia, ya sama saja,” katanya.

Selain protein, asupan gizi lain yang perlu diperhatikan lansia adalah kecukupan kalsium. Hal ini berkaitan dengan kondisi tulang yang rentan terkena osteoporosis.

“Perlu minum susu, memang harus dikonsumsi setiap hari karena kebutuhan kalsium bisa dapat dari susu sebelum masuk fase multivitamin atau multikalsium. Selain dari susu bisa juga dari keju, ikan laut, seperti itu,” ujar Sheila.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus