Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

25 April 2024 | 10.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menyarankan seluruh jemaah haji untuk vaksinasi sebelum berangkat demi meningkatkan proteksi diri dari risiko penyakit menular.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vaksin yang wajib dari pemerintah adalah meningitis dan COVID-19. Kedua vaksin ini dapat diakses secara gratis dan merupakan bagian dari program persiapan jemaah haji,” kata lulusan Universitas Indonesia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vaksinolog itu menuturkan vaksin meningitis dapat berfungsi sebagai pelindung dari penyakit meningitis yang bisa ditularkan jemaah haji dari negara lain sehingga meningkatkan kenyamanan dan kelancaran ibadah serta mencegah penyakit tersebut ikut masuk saat pulang ke Indonesia. Vaksin lain yang direkomendasikan adalah influenza dan pneumonia. 

Meski keduanya dapat diakses secara berbayar dan tidak wajib secara regulasi, vaksin influenza dapat melindungi jemaah dari infeksi virus yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan sistem pernapasan yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Sementara vaksin pneumonia memberi proteksi pada jemaah agar terhindar dari radang paru-paru.

Menurut Dirga, keempat vaksin yang ia sebutkan itu sangat penting bagi semua jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

“Keempat vaksin dapat membantu mencegah penyakit-penyakit yang dapat ditularkan di sana dan merupakan bentuk ikhtiar agar jemaah tetap sehat dan seluruh rangkaian ibadah haji berjalan lancar,” ujarnya.

Perbanyak minum air putih
Dirga juga mengatakan selain vaksinasi, jemaah juga perlu banyak minum air putih agar tidak dehidrasi selama beribadah mengingat kondisi cuaca sedang tidak menentu saat ini. Sebagai bentuk proteksi yang lebih kuat, jemaah disarankan tetap memakai  masker, khususnya pada situasi tertentu. Misalnya saat berada di kawasan yang dilalui banyak orang. Pakai masker juga dianjurkan bagi jemaah yang merasakan gejala tertentu agar tidak menularkan penyakit ke lebih banyak orang.

“Jangan lupa juga untuk menghindari orang yang sedang batuk, pilek, atau memiliki gejala penyakit lain,” saran dokter di Rumah Sakit EMC Pulomas Jakarta tersebut.

Dirga juga mengingatkan jemaah yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, maupun komorbid lain untuk terus membawa obat dan mengonsumsinya secara rutin agar penyakit tidak sering kambuh atau perburukan kondisi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus