Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mobilitas adalah kunci bagi kualitas hidup yang baik. Mesi begitu, masih banyak orang menghadapi berbagai tantangan akibat cedera, nyeri kronis, hingga pemulihan pasca operasi. Di Indonesia, terapi rehabilitasi sendiri masih didominasi oleh penggunaan alat. Sementara, pendekatan manual yang lebih personal sering kali terabaikan. Pasien dengan kondisi seperti saraf terjepit, nyeri sendi, pasca stroke, atau cedera akibat aktivitas fisik sering kali mengalami proses pemulihan yang lambat dan terbatas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, RS Atma Jaya merilis K-Rehab dari SW Rehabilitation Centre, sebuah sistem rehabilitasi yang mengutamakan kombinasi terapi manual, latihan fisik, serta teknologi medis modern. Soft opening pusat rehabilitasi ini menjadi langkah awal dalam memperkenalkan metode pemulihan yang lebih efektif dan holistik. Dengan mengusung tema “Start with Care: The Real Collaboration for Protecting Mobility and Recovery”, K-Rehab menawarkan pendekatan yang berfokus pada personalisasi terapi, di mana fisioterapis menggunakan teknik manual untuk mengoreksi masalah pada otot dan sendi, bukan hanya mengandalkan alat semata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CEO Group RS Atma Jaya Edward menambahkan K-Rehab merupakan bagian dari strategi rumah sakit dalam menghadirkan layanan rehabilitasi yang lebih komprehensif. "Sebagai institusi yang berkomitmen pada pelayanan kesehatan terbaik, Metode rehabilitasi dari K-Rehab menawarkan pendekatan baru yang lebih menyeluruh, melengkapi layanan kami yang telah ada," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.
Direktur RS Atma Jaya Maria Theresia menambahkan bahwa kerja sama dengan SW Rehabilitation Centre telah dipersiapkan dengan matang. "Kami berharap K-Rehab dapat menjadi pusat rehabilitasi terbaik di Jakarta Utara dan bahkan Indonesia. Dengan kolaborasi tenaga medis profesional yang telah mendapatkan pelatihan khusus, kami optimistis layanan ini dapat meningkatkan kualitas perawatan bagi pasien," katanya.
Dengan mengusung tema “Start with Care: The Real Collaboration for Protecting Mobility and Recovery”, K-Rehab menawarkan pendekatan yang berfokus pada personalisasi terapi, di mana fisioterapis menggunakan teknik manual untuk mengoreksi masalah pada otot dan sendi, bukan hanya mengandalkan alat semata.
Direktur Marketing K-Rehab Center Baxter Min mengatakan timnya ingin mengubah paradigma bahwa rehabilitasi hanya sebatas penggunaan alat. "Di K-Rehab, terapis kami yang telah mendapatkan pelatihan dari tenaga ahli Korea Selatan akan memberikan perawatan yang lebih presisi melalui teknik manual seperti realignment, manual therapy, stretching, serta latihan keseimbangan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan kekuatan otot,” ujar Baxter Min.
K-Rehab juga menghadirkan kolaborasi erat dengan tim medis Rumah Sakit Atma Jaya. Menurut Dokter Spesialis Rehabilitas di RS Atma Jaya Nelson Sudiyono, rehabilitasi yang efektif harus dilakukan secara terpadu dengan berbagai disiplin ilmu. “Pasien dengan masalah saraf dan tulang belakang, seperti skoliosis, nyeri leher, nyeri sendi, atau pasca stroke, perlu pendekatan yang tidak hanya berfokus pada penyembuhan tetapi juga pada pencegahan agar kondisinya tidak memburuk di masa depan.”
Dengan fasilitas yang dapat diakses oleh pasien umum maupun peserta BPJS, K-Rehab bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan rehabilitasi berkualitas tinggi tanpa batasan akses. Diharapkan, keberadaan pusat rehabilitasi ini dapat memberikan manfaat luas, khususnya bagi mereka yang membutuhkan dukungan dalam pemulihan mobilitas dan kualitas hidup yang lebih baik.