Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kafe Aspasia, Sedia Kopi Khas Sunda di Tengah Hutan Pinus Cikole

Sebuah papan bertuliskan petuah tentang kopi mejeng di muka pintu Kafe Aspasia, kawasan Orchid Forest, Cikole, Lembang, Jawa Barat

1 Agustus 2018 | 17.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Lembang- Start your day with a good coffee (Mulailah harimu dengan kopi yang baik). Sebuah papan bertuliskan petuah tentang kopi mejeng di muka pintu Kafe Aspasia, kawasan Orchid Forest, Cikole, Lembang, Jawa Barat. Bersamaan dengan itu, seorang barista terlihat sibuk menyeduh Arabica Ciwidey.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tangannya piawai memegang tuas teko, membuat gerakan berputar, dan menuang air panas pelan-pelan ke gelas V60. "Mau bolt atau light?" katanya pagi itu, Rabu, 1 Agustus 2018. Logatnya medok Sunda. Suasana kafe belum begitu ramai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia memperkenalkan diri sebagai Cecep Nurhidayat, barista pendulu di Kafe Aspasia. Kafe ini genap berumur 1 tahun. Konon nama kafe ini sudah kesohor sebagai tempat nongkrong yang ikonis di Orchid Forest karena menghadap langsung ke hutan pinus Cikole. Kopi andalannya, menurut sang barista, adalah kopi dari Jawa Barat.
Ada Arabica Ciwidey yang diproses honey serta Cibeber dengan proses full wash.

Kepada Tempo, Cecep menawari single origin alias kopi yang diseduh secara manual. Ia lantas meneruskan pembahasannya mengenai kopi seduh manual yang bisa disajikan dengan rasa light atau bold itu. "Kalau light, rasanya tipis. Sedangkan bold lebih kuat," tutur Cecep.

Saya memesan kopi Arabica Ciwidey honey. Ia memiliki karakter rasa fruity dengan rasa kulit jeruk dan belimbing yang tertinggal. Tingkat keasamannya tinggi, namun ada rasa manis yang menyeimbangkan. Rasa manis tipis ini dihasilkan dari proses honey.Suasana pagi di Kafe Aspasia, kawasan Orchid Forest, Cikole, Lembang, Jawa Barat, Rabu, 1 Agustus 2018. Tempo/Francisva Christy Rosana

Kopi manual diseduh dengan air bersuhu 80-90 derajat Celcius. Suhu ini mempengaruhi rasa kopi. Bila terlalu panas, rasa kopi akan gosong.

Bagi yang emoh minum kopi original, Cecep akan meracik latte. Campurannya susu murni. Susu ini akan berjasa menetralkan kopi yang sarat akan rasa pahit dan asam.

Kelar membuat kopi, Cecep bergegas menyajikan teman minumnya: singkong dan pisang goreng. Tentu saja ia dibantu dua juru dapur. Pisang dan singkong yang digunakan berasal dari lahan perkebunan petani lokal. "Pisang ini adalah pisang tanduk. Rasanya lebih manis," katanya. Bila bercampur kopi, ini menjadi pasangan yang ideal.

Sedangkan singkong dapat dimakan sebelum menyeruput kopi. Santapan ini akan mengganjal perut yang kosong lebih dulu. Singkong khas Kafe Aspasia akan ditaburi dengan keju parmesan.

Suasana yang membalut kafe itu membikin pengunjung betah berlama-lama. Leader Marketing Orchid Forest, Bagus Maulana, saat ditemui di tempat yang sama, mengatakan kafe ini dikonsep menyatu dengan alam. Semua bangunannya terbuat dari kayu.

Kafe itu berbentuk rumah panggung yang memiliki beranda cukup lega. Di depannya terpapar lanskap pepohonan pinus yang rimbun. Sedangkan konstruksi dinding bagian dalamnya rata-rata terbuat dari kaca. Pelanggan yang berada di dalam kafe itu bisa turut menikmati hehijauan panorama dataran tinggi Cikole.

Bagus berkisah, kafe ini dibangun dengan mengedepankan unsur alam. Sedangkan penamaannya diadopsi dari nama anggrek lokal khas daerah setempat. "Karena di kawasan Orchid Forest ini kan ada 3.500 spesies anggrek, jadi diangkat untuk konsep kafenya juga," kata Bagus.

Kafe ini memiliki kapasitas 100 orang. Biasanya kafe ramai saat akhir pekan. Kafe akan beroperasi pukul 08.00 sampai 19.00 saat akhir pekan. Sedangkan hari biasa buka pukul 09.00 hingga 18.00.

Harga kopi berkisar Rp 25-35 ribu. Sedangkan penganan ringan mulai Rp 16 ribu hingga Rp 24 ribu.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus