Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan kasus COVID-19 varian JN.1 di Indonesia pada Desember 2023 mencemaskan, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru alias libur Nataru di tengah musim hujan.
Menurut laman resmi Kementerian Kesehatan, hingga 19 Desember, tercatat 41 kasus baru varian tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil Whole Genome Sequencing menunjukkan peningkatan signifikan, dari 1 persen pada awal November menjadi 43 persen di awal Desember. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari 41 kasus, 5 di antaranya terdeteksi pada November, sedangkan 36 kasus lainnya muncul pada awal Desember, memerlukan respons cepat untuk mengendalikan penyebaran selama libur.
Selain COVID-19 yang masih beredar, berikut adalah sejumlah penyakit yang umumnya terjadi selama musim hujan.
- Leptospirosis
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat ditemukan dalam air kotor yang terkontaminasi oleh urin hewan. Gejala leptospirosis meliputi demam tinggi, mual, muntah, dan nyeri otot.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan air yang tercemar, serta menggunakan alas kaki tertutup saat berada di area yang berisiko.
- Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah dengue (DBD), umumnya meningkat selama musim hujan karena genangan air menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti. Gejala demam dengue mencakup demam tinggi, nyeri sendi, dan ruam kulit.
Pencegahan melibatkan pengendalian nyamuk dengan membersihkan genangan air dan menggunakan kelambu saat tidur.
- Pilek dan Flu
Perubahan suhu yang tiba-tiba selama musim hujan dapat meningkatkan risiko terkena flu biasa, batuk, dan infeksi virus lainnya seperti flu. Dilansir dari Fortis Health Care, pilek biasa dan flu dapat menyebabkan gejala serupa seperti pilek, bersin, nyeri tubuh, demam, kelelahan, dan sakit tenggorokan.
Perlu diketahui bahwa gejala flu umumnya lebih parah daripada gejala pilek, dan penularannya dapat melalui percikan air liur saat seseorang batuk atau bersin. Vaksinasi influenza secara rutin dapat membantu mengurangi risiko penularan.
- Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Daerah dengan genangan air yang banyak selama musim hujan dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk ini. Gejala malaria mencakup demam, menggigil, dan sakit kepala. Pencegahan utama adalah menggunakan kelambu saat tidur dan mengenakan pakaian yang melindungi tubuh.
- Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA, termasuk pneumonia dan bronkitis, cenderung meningkat selama musim hujan karena lingkungan yang lembap mendukung pertumbuhan bakteri dan virus. Gejala ISPA melibatkan batuk, sesak napas, dan demam. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, sering mencuci tangan, dan menghindari kerumunan orang yang sakit.
- Tifoid
Tifoid merupakan infeksi yang menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi ini lebih umum terjadi di daerah di mana mencuci tangan kurang sering dilakukan.
Tanda dan gejala demam tifoid meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri perut, diare atau sembelit, kelemahan, dll. Penting untuk segera mengunjungi dokter jika Anda mencurigai memiliki demam tifoid.
Melalui pemahaman tentang penyakit-penyakit ini dan penerapan langkah-langkah pencegahan yang tepat, masyarakat dapat menjaga kesehatan mereka selama musim hujan. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk informasi lebih lanjut dan upaya pencegahan yang spesifik.
Pilihan editor: Mitos dan Fakta Olahraga Berlari Saat Musim Hujan