Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus sifilis naik drastis di Amerika Serikat dan mencapai angka tertinggi dalam 75 tahun terakhir. Kasus penyakit transmisi seksual (STD) ini naik 10 persen di 2022, mencapai angka 203.500. Angka terebut naik 68 persen sejak 2018, menurut Pusat Pengendalian dan PencegahanPenyakit (CDC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dr. Jarod Fox, spesialis penyakit infeksi di Orlando Health, mengingatkan tren STD secara umum, terutama sifilis, dalam 10 tahun terakhir. Sementara Dr. Bryan Dechairo, CEO Sherlock Biosciences, penyedia tes diagnostik di Massachusetts, mengatakan kenaikan kasus sifilis adalah isu kompleks kesehatan masyarakat yang mencerminkan tantangan sistem yang lebih luas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang terpenting, saat ini tak banyak yang dites dan akses untuk melakukannya yang terbatas, terutama pada populasi yang paling berisiko," ujarnya kepada Fox News Digital.
Dechairo juga menyebut penurunan perilaku seks aman, terutama pada anak-anak muda, sebagai faktor kenaikan kasus. Selain itu, layanan kesehatan seksual dan profesional juga berkurang.
Siapa paling berisiko?
Kebanyakan kasus sifilis kebanyakan dialami aktivitas seksual sesama jenis, terutama laki-laki, menurut CDC. Kelompok ras dan etnis tertentu juga memiliki risiko lebih tinggi, kata Dechairo.
"Warga kulit hitam dan penduduk asli Amerika/Alaska, contohnya, berisiko lebih tinggi terinfeksi, kemungkinan karena masalah akses layanan kesehatan," katanya.
Gejala dan pengobatan
Sifilis bisa menyebabkan ulkus tanpa rasa sakit di area intim dan pembesaran kelenjar getah bening pada tahap awal, rata-rata tiga minggu setelah terpapar, ungkap Fox. Penyembuhan bisa memakan waktu 3-6 minggu.
"Gejala-gejala awal bisa terlewat dan menyebabkan diagnosis terlambat," tuturnya.
Ruam di pergelangan tangan dan tumit bisa berkembang setelah ulkus sumbernya sembuh. Infeksi juga bisa menyebabkan efek neurologis dan terkait penglihatan. Pengobatan awal sifilis biasanya adalah suntik penisilin dan jumlahnya tergantung kondisi, apakah infeksi akut atau infeksi terlambat, sebut Fox.
Jika dibiarkan tanpa diobati, sifilis bisa berkembang melalui beberapa tahap dengan keparahan yang meningkat, ujar Dechairo.
"Dalam tahap lanjut, sifilis bisa menyebabkan kerusakan organ-organ utama, masalah neurologis, kebutaan, bahkan kematian," ucap Dechairo.
Dalam kasus sifilis kongenital, infeksi bisa ditularkan ibu kepada anak, yang bisa menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau cacat lahir parah, jelasnya.
Pilihan Editor: 4 Tahap Gejala Penyakit Sifilis, Paling Parah Bisa Merusak Organ Dalam Tubuh