Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan gula darah dalam tubuh dapat terjadi ketika glukosa yang menumpuk di aliran darah meningkat. Makanan yang telah dikonsumsi dalam tubuh biasanya akan dipecah menjadi glukosa. Glukosa diperlukan tubuh sebagai bahan bakar utama yang membuat otot, organ, dan otak dapat bekerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk dapat membuat glukosa bekerja, diperlukan hormon insulin untuk membuka sel-sel sehingga glukosa dapat masuk ke dalamnya dan tidak menumpuk di aliran darah. Jika gula darah menumpuk dan meningkat, ini akan menjadi masalah serius pada jangka panjang, terutama pada penderita diabetes atau yang mempunya masalah gula. Tanpa insulin yang diproduksi oleh pankreas, akan membuat glukosa terus beredar di aliran darah tanpa tujuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam jangka pendek, lonjakan gula darah akan menyebabkan lonjakan gula, diikuti oleh penurunan gula disertai semua keinginan dan kelesuan yang menyertainya. Sementara dalam jangka panjang, lonjakan gula darah dapat menyebabkan permasalahan yang lebih serius, seperti penyakit jantung, masalah ginjal, masalah pada penglihatan, dan masalah pada saraf seperti neuropati yang menyebabkan penderitanya kehilangan rasa pada jari tangan dan kaki.
Dikutip dari Mdanderson.org, ada beberapa ukuran khusus untuk kadar gula darah puasa. Kadar gula darah puasa adalah kadar gula darah seseorang ketika belum makan yang normalnya hanya sebatas 99 mg/dL. Pengukuran lainnya yang digunakan adalah AIC, yang mengukur kadar gula darah rata-rata selama tiga bulan. Kada AIC ini tidak boleh lebih dari 5,7 persen dan kedua pengukuran ini diperoleh melalui tes darah.
Untuk itu, mencegah lonjakan gula darah adalah hal yang sangat penting, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko mengalami masalah kesehatan terkait gula darah. Kebiasaan sehari-hari yang baik dapat berperan besar dalam menjaga kestabilan kadar gula darah.
Kebiasaan-kebiasaan yang Dapat Mencegah Lonjakan Gula Darah
1. Rutin Olahraga
Olahraga ringan secara rutin dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh, dan meningkatkan cara tubuh menggunakan insulin. Olahraga ringan seperti berjalan santai setelah makan akan membantu tubuh untuk memompa lebih banyak gula ke otot. Selain itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa berjalan kaki selama 15 menit setelah makan malam dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
2. Tidak Merokok
Merokok dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena diabetes. Jika seseorang telah menderita diabetes dan memiliki kebiasaan merokok, kemungkinan penderita ini akan mengalami kesulitan dalam menemukan dosis insulin yang tepat untuk mengendalikan gula darah yang dimiliki. Merokok dapat mempersulit seseorang untuk menjaga kadar gula darah tetap rendah.
3. Mengonsumsi Karbohidrat Kompleks
Salah satu cara untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil adalah melalui pola makan sehat, seperti konsumsi karbohidrat kompleks. Setiap makanan yang masuk ke tubuh akan dipecah menjadi gula dan nantinya gula ini menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Namun ada beberapa jenis makanan yang memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna, memberikan tubuh kesempatan lebih untuk memproses gula.
Itulah sebabnya nasi merah, pasta gandum utuh, dan roti gandum utuh dianggap lebih sehat. Kandungan serat yang lebih tinggi dalam makanan ini memperlambat proses pencernaan, membantu tubuh menghindari lonjakan gula darah, dan membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Sebaliknya, nasi putih yang diproses dapat membebani pankreas tubuh dan mungkin membuat Anda merasa lapar lebih cepat.
4. Mengelola Stres
Stres berdampak negatif ke tubuh, salah satunya kadar gula darah. Pasalnya, stres membuat hormon menjadi tidak seimbang dan saat stres, hormon adrenalin serta kortisol akan terlepas. Hal ini menjadi kabar buruk, sebab gula darah akan naik untuk memberi kita energi guna menghadapi ancaman langsung.
Selain stres, kurang tidur juga memengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin dengan tepat. Karena itu, tidur dengan durasi yang cukup bagi tubuh mampu menjaga tubuh dari bahaya lonjakan gula darah dan membantu menggunakan insulin dalam tubuh dengan bijak untuk menjaga agar nilai gula darah tetap stabil.
5. Menghindari Pemanis Buatan
Pemanis buatan atau pemanis non-gula (NSS) diciptakan sebagai alternatif gula dan beberapa yang populer meliputi advantame, aspartame, kalium asesulfam, neotam, sakarin, dan sukralosa yang biasanya ditambahkan dalam makanan atau minuman selama produksi atau langsung oleh konsumen. Pemanis buatan ini mempengaruhi kadar glukosa dalam darah dan dapat meningkatkan kadar gula darah jika mengonsumsinya dalam jangka panjang.
WEBMD | HEALTHLINE
Pilihan Editor: Olahraga Sederhana yang Cocok untuk Orang Sibuk