Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kenali Ciri dan Cara Mencegah Kanker Payudara

Kanker payudara menempati peringkat pertama sebagai jenis kanker terbanyak di Indonesia. Kenali gejala kanker payudara cara diagnosisnya.

10 April 2025 | 20.49 WIB

Ilustrasi peduli kanker payudara. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi peduli kanker payudara. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara adalah jenis kanker yang berkembang di jaringan payudara, biasanya di saluran susu (duktal) atau lobulus penghasil susu. Meskipun dapat menyerang pria maupun wanita, kanker payudara jauh lebih sering terjadi pada wanita. Berdasarkan data Globocan 2022, kanker payudara menempati peringkat pertama sebagai jenis kanker terbanyak di Indonesia, dengan 66.271 kasus yang terus meningkat setiap tahunnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Deteksi dini adalah kunci utama dalam penanganan kanker payudara. Dengan skrining rutin seperti mammografi dan USG payudara, kita dapat menemukan kanker dalam tahap awal sehingga peluang kesembuhan lebih tinggi," ujar Dokter Spesialis Bedah Umum Onkologi Bethsaida Hospital Bajuadji dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 9 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kanker payudara sering menunjukkan beberapa ciri. Pertama adalah perubahan pada puting. Biasanya puting akan tertarik ke dalam. Lalu ada ciri dengan keluarnya cairan berwarna merah, kuning, hijau bahkan hitam melalui puting. Lalu ada pula ciri kanker payudara adalah terjadinya luka atau borok pada areola. Kemudian ciri lain adalah adanya perubahan bentuk dan ukuran pada payudara. Terakhir ada perubahan tekstur kulit menjadi kasar seperti kulit jeruk.

Gejala Kanker Payudara 

Bajuadji menambahkan, gejala kanker payudara bervariasi, tetapi ada beberapa tanda umum yang juga bisa terlihat. Seperti adanya benjolan atau penebalan di payudara atau ketiak. Kemudian ada perubahan ukuran dan bentuk payudara, serta puting yang masuk ke dalam atau mengeluarkan cairan tidak normal. Kulit payudara juga bisa mengalami perubahan seperti kemerahan, berkerut, atau tampak seperti kulit jeruk. Selain itu, nyeri yang tidak hilang di area payudara perlu diwaspadai. "Jika mengalami gejala ini, segera periksakan diri ke dokter untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat," kata Bajuadji.

Penyebab Kanker Payudara

Dari segi penyebab kanker payudara, Bajuadji mengatakan secara pasti penyebabnya belum diketahui. Walau begitu, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara.

1. Faktor Genetik: Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2.
2. Riwayat Keluarga: Risiko meningkat jika ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker payudara.
3. Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah 50 tahun.
4. Hormon: Paparan estrogen yang tinggi dalam waktu lama (misalnya menstruasi dini, menopause terlambat, terapi hormon jangka panjang).
5. Gaya Hidup: Obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, kurang aktivitas fisik, perokok.
6. Paparan Radiasi: Terutama pada usia muda.

Diagnosis Kanker Payudara

Untuk mendiagnosis kanker payudara, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan keberadaan, jenis, dan stadium kanker. Ada 5 metode pemeriksaan kanker payudara yang bisa dilakukan. Pertama pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan ini, dokter akan meraba payudara dan ketiak untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan lain yang mencurigakan. Kedua adalah metode mammografi, yaitu pemindaian menggunakan sinar-X untuk mendeteksi adanya kelainan atau massa yang tidak normal pada jaringan payudara. Kemudian ada metode pemeriksaan USG payudara. Metode ini digunakan untuk membedakan antara benjolan berisi cairan (kista) dan massa padat yang berpotensi kanker.

Kemudian ada pula metode biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan dari payudara untuk diperiksa di laboratorium guna memastikan adanya sel kanker. Terakhir adalah metode MRI payudara. Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran lebih rinci tentang kondisi jaringan payudara, terutama jika hasil pemeriksaan lain masih meragukan.

Stadium Kanker Payudara

Setelah diperiksa, dokter biasanya akan memberikan penjelasan soal stadium berapa kanker payudara yang dialami pasien. Badjuadji menjelaskan beberapa tingkat stadium kanker payudara yang dialami pasien. Penentuan stadium kanker payudara ini sangat penting karena berpengaruh pada pilihan pengobatan dan tingkat kesembuhan.

1. Stadium 0 (Karsinoma in situ) – Sel kanker masih terbatas di saluran susu atau lobulus. Penanganan dengan lumpektomi atau mastektomi untuk mencegah perkembangan lebih lanjut.
2. Stadium I – Tumor ≤2 sentimeter dan belum menyebar ke kelenjar getah bening. Dapat diatasi dengan Breast Conserving Surgery (BCS) atau mastektomi parsial, dengan tingkat kesembuhan 98-99 persen.
3. Stadium II – Tumor lebih besar dari 2 sentimeter atau telah menyebar ke kelenjar getah bening. Penanganan dengan BCS, kemoterapi, atau radiasi, dengan tingkat kesembuhan 70-80 persen.
4. Stadium III – Tumor berukuran 4-6  sentimeter dengan penyebaran lebih luas ke kelenjar getah bening atau jaringan sekitar. Pengobatan meliputi kemoterapi, radiasi, dan mastektomi, dengan tingkat kesembuhan 40-60 persen.
5. Stadium IV – Kanker telah menyebar ke organ lain (metastasis) ke organ lainnya seperti paru, hati, tulang, otak dan lainnya. Penanganan dengan kemoterapi, radiasi, dan pengobatan sesuai kondisi pasien, dengan tingkat kesembuhan 20-30 persen.

"Setiap pasien memiliki kondisi yang unik, sehingga pengobatan kanker payudara harus disesuaikan dengan stadium dan karakteristik penyakitnya. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter spesialis sangat penting untuk menentukan terapi terbaik bagi pasien," kata Bajuadji. 

Kanker payudara bukanlah vonis akhir jika dideteksi dan ditangani dengan tepat. Semakin dini terdeteksi, semakin besar peluang kesembuhan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala, memahami faktor risiko, dan melakukan pemeriksaan rutin seperti SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan skrining mammografi.

Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong Pitono mengatakan timnya menyediakan layanan diagnostik dan pengobatan kanker payudara dengan teknologi modern serta didukung oleh tim dokter spesialis berpengalaman. Timnya pun menyediakan fasilitas canggih untuk mendukung deteksi dini, diagnosis, hingga pengobatan kanker payudara secara komprehensif. "Kami memahami pentingnya layanan onkologi yang lengkap dan terintegrasi, khususnya bagi wanita," kata Pitono. 

Mitra Tarigan

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro serta John Doherty Asia Pacific Journalism Internships Program di Melbourne, Australia, pada 2019. Saat ini fokus menulis isu kesehatan dan gaya hidup serta humaniora

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus