Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Kenali Sebab Pasangan yang Posesif

Ada beberapa penyebab sikap posesif dalam hubungan. Berikut penyebab pasangan bersikap posesif.

29 Desember 2021 | 20.59 WIB

Ilustrasi pasangan posesif/psikopat. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pasangan posesif/psikopat. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sifat pasangan yang posesif jelas memicu rasa tidak nyaman. Sebenarnya, sikap posesif itu bisa dipicu karena rasa tak aman atau diabaikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Melansir Indiastudychannel, ada beberapa penyebab sikap posesif dalam hubungan. Berikut penyebab sikap posesif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terlalu mengandalkan
Biasanya, terlalu banyak mengandalkan orang atau menghabiskan terlalu banyak waktu dengan orang tertentu menyebabkan ia menjadi posesif atau mungkin menanam benih posesif dalam hati.

Kurang ruang
Setiap orang butuh ruang dalam hidup dan tidak seorang pun boleh masuk ke dalam ruang terbatas itu. Jika seseorang melakukannya maka pasti itu hanya akan merusak hubungan dalam jangka panjang.

Tak aman
Ketika orang menjadi posesif secara alami maka dia juga meragukan hubungannya. Dia merasa tidak aman dan melakukan hal-hal yang harus dihindari dan lebih lanjut membagi hubungan menjadi beberapa bagian.

Keinginan
Keinginan juga mengarah pada sifat posesif dan manusia pada dasarnya memiliki elemen ini sejak lahir. Keinginan tidak memiliki akhir dan semakin banyak keinginan, semakin dia menjadi posesif seperti menambahkan bahan bakar ke api.

Ketakutan tersembunyi
Kepemilikan juga bisa disebabkan oleh ketakutan tersembunyi yang tidak diketahui di dalam pikiran. Misalnya, takut kehilangan orang yang istimewa dari hidup membuat dia memiliki sifat posesif.

Kurang kepercayaan
Kurangnya kepercayaan dalam hubungan apapun dapat menyebabkan sikap posesif. Namun, di sini kepercayaan dan cinta berbanding terbalik karena tidak perlu jika seseorang mencintai yang lain, dia juga mempercayainya. Mungkin dua orang bisa saling mencintai tapi itu tidak berarti saling percaya. Perasaan ini bisa menyebabkan sifat posesif.

Cara menyembuhkan rasa tidak aman
Melansir Mindbodywell, penyembuhan sikap posesif terjadi ketika belajar mencintai diri sendiri dengan bagaimana bertanggung jawab atas perasaan sendiri, mendefinisikan nilai sendiri, dan membawa kedamaian dan kegembiraan batin bagi diri sendiri. Jika benar-benar melihat esensi indah sendiri, Anda tidak akan pernah terancam oleh orang lain. Anda akan tahu pasangan menyukai esensi yang luar biasa dan merasa terhubung dengan siapa Anda sebenarnya.

Masalahnya adalah kebanyakan orang telah kehilangan kontak dengan diri mereka yang sebenarnya dan berpikir mereka terluka oleh ego yang bukan merupakan aspek menyenangkan dari diri. Kita kehilangan kontak dengan diri yang sebenarnya ketika orang tua atau pengasuh tidak dapat melihat dan menghargai kita karena tidak pernah belajar untuk melihat dan menghargai diri mereka sendiri.

Kita tidak dapat melihat esensi jiwa yang sebenarnya melalui mata yang terdistorsi dari diri yang terluka oleh ego. Dan jika menolak dan meninggalkan diri sendiri, kita tidak menerima dan mempercayai refleksi orang lain.

Jadi, bagaimana kita menjadi aman secara batiniah? Dengan belajar melihat esensi jiwa melalui mata diri yang lebih tinggi, kekuatan kita yang lebih tinggi. Kita harus belajar bagaimana terhubung dengan diri yang lebih tinggi sehingga dapat melihat, menilai, dan mendefinisikan harga diri.

Ketika belajar melakukan ini, Anda tidak akan lagi diancam oleh orang lain dan tidak lagi berusaha mengendalikan pasangan dengan perilaku posesif. Sebaliknya, dengan belajar mencintai diri sendiri, Anda akan dapat mendukung pasangan dalam melakukan apa yang membuatnya senang dan Anda akan dapat berbagi cinta dan keintiman alih-alih selalu berusaha mendapatkan cinta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus