Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ketahui Sindrom Frey, Sebab Berkeringat Ketika Makan

Kondisi ini pertama kali dilaporkan dalam literatur medis yang ditulis Baillarger pada 1853. Inilah sindrom frey, berkeringat ketika makan.

4 Oktober 2022 | 12.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berkeringat saat makan mungkin merupakan hal yang biasa, terutama jika makan makanan yang pedas atau makan di suhu ruangan yang panas. Namun, seseorang dapat berkeringat ketika makan apa pun, bahkan makan sesuatu yang dingin seperti es krim. Mengutip healthline, fenomena tersebut disebut gustatory sweating, salah satu gejala dari sindrom frey. Sindrom ini biasanya terjadi pasca operasi kelenjar ludah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip National Organization for Rare Disorders, kondisi berkeringat ketika makan ini pertama kali dilaporkan dalam literatur medis yang ditulis Baillarger pada tahun 1853. Pada 1923, seorang ahli saraf dari Polandia, Dr. Lucja Frey. Sindrom Frey mengkaji lebih dalam fenomena tersebut dan memberinya nama sindrom Frey.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip National Library of Medicine, sindrom frey dialami hingga 62 pasien operasi kelenjar ludah yang terjadi 6 hingga 18 bulan setelah operasi. Para ahli menduga bahwa operasi kelenjar ludah secara tidak sengaja dapat merusak saraf di dekatnya, yang mencampuradukkan sinyal saraf tertentu, seperti untuk berkeringat.

Ketika makan, produksi ludah akan bertambah sebagai cara tubuh untuk membantu proses pencernaan. Jika saraf ke kelenjar ludah rusak, seseorang dapat mulai berkeringat alih-alih mengeluarkan air liur karena adanya "sinyal campuran".

Meskipun sindrom frey tidak begitu berbahaya, namun hal itu bisa membuat pengidapnya merasa tidak nyaman dan menurunkan tingkat kepercayaan diri. Mengutip Osborne Head & Neck Institute, terdapat beberapa pilihan perawatan medis untuk sindrom frey, yakni:

  • Salep antikolinergik topikal (skopolamin, glikopirolat)
  • Anti-keringat topikal (deodoran)
  • Agonis topikal (klonidin)
  • Suntikan toksin botulinum

HATTA MUARABAGJA 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus