Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ketan Kolak dan Kue Apem, Sajian Ruwahan Menjelang Ramadan Sarat Makna

Ketan kolak dan apem adalah macam menu yang wajib dihidangkan saat gelar tradisi ruwahan menjelang Ramadan. Ternyata sarat maknanya.

11 April 2021 | 11.56 WIB

Tradisi ruwahan menjelang Ramadan dilakukan masyarakat Jawa, termasuk  kuliner khas ketan kolak apem. TEMPO/ S. Dian Andryanto
Perbesar
Tradisi ruwahan menjelang Ramadan dilakukan masyarakat Jawa, termasuk kuliner khas ketan kolak apem. TEMPO/ S. Dian Andryanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketan, kolak dan kue apem adalah macam menu yang wajib dihidangkan saat gelar tradisi ruwahan. Ketiga makanan tersebut kemudian dibagikan kepada tetangga sekitar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bukan hanya rasanya yang nikmat khas Nusantara, tapi juga menyimpan sarat akan makna yang mendalam bagi kehidupan bermasyarakat. Kolak misalnya, diambil dari kata khalaqa, bahasa Arab yang artinya menciptakan. Kata lainnya Khaliq, artinya sang pencipta. Secara harfiah, orang Jawa mengartikan kolak sebagai simbol harapan yang memasaknya agar senantiasa mengingat sang pencipta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolak adalah sajian manis yang dimasak dari ubi, pisang, kolang-kaling. Ketiga bahan direbus bersamaan, setelah matang ditambah santan dan gula jawa. Cara masak kolak untuk ruwahan sedikit berbeda. Kuahnya lebih kental, bahkan hampir asat. Rasanya pun manis legit.

Kue apem pun punya punya filosofi yang dalam. Dipercaya asal katanya dari bahasa Arab, afwan artinya maaf atau mohon ampunan. Lebih lanjut lagi, diartikan sebagai wujud saling memaafkan antar sesama manusia. Pun teksturnya yang lengket mengartikan eratnya tali silaturahmi.

Apem adalah kue khas masyarakat Jawa. Bahan dasarnya tepung beras. Bentuknya bulat pipih, dimasak pakai cetakan khusus. Tak sembarangan, apem dimasak dengan bara api kecil supaya matang sempurna. Sehingga butuh kesabaran untuk memasaknya.

Baca: Nyadran dan Ruwahan Tradisi Sakral Orang Jawa Sambut Ramadan

Jika nama makanan keduanya disebut berasal dari bahasa Arab, justru ketan berasal dari bahasa Jawa asli. Yaitu, “kraketan” atau “ngraketke ikatan” yang artinya merekatkan ikatan. Ketan jadi simbol perekat tali persaudaraan antar sesama manusia. Hal ini pun berkaitan dengan tekstur ketan yang pulen dan lengket.

Makna ketan selanjutnya adalah kemutan dalam bahasa Jawa artinya teringat. Mengisyaratkan perenungan dan instropeksi diri atas kesalahan dan dosa dilakukan selama ini. Dengan kata lain, ketan mengingatkan manusia untuk merenungkan dosa-dosanya untuk bertaubat. Itulah makna ketan kolak apem yang khas muncul saat ruwahan masyarakat Jawa, menjelang Ramadan.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus