Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di layar YouTube, Donny Hardono menginterupsi jalannya Konser 7 Ruang bertajuk “From Airlangga with Love: Bakti untuk Negeri”. Ia membacakan jumlah donasi yang masuk. Kemudian ia minta waktu sejenak. “Ada yang masih sangat muda mau chatting ini… Eh, bukan chatting. Eh, Zoom. Tolong sambungkan,” ujar pemilik DSS Music yang mengadakan konser itu. Tak lama kemudian, muncullah penyanyi kawakan Titiek Puspa yang terlihat segar dan rapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyapa penonton dan mengatakan telah menggubah beberapa syair lagu Pantang Mundur menjadi syair versi corona. Titiek mengekspresikan pujian serta rasa terima kasih dan hormatnya kepada para dokter dan tenaga medis yang telah berjuang hingga banyak yang gugur pada masa pandemi Covid-19. Titiek lalu menyanyi sedikit dan Donny mengiringi dengan piano. …Kulepas engkau dalam tugas kemanusiaan, Dikau berjuang di garda terdepan...
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konser yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, pada 29 November lalu itu mampu menyedot lebih dari 15 ribu penonton dan mengumpulkan donasi alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan di Jawa Timur senilai ratusan juta rupiah. Ini adalah Konser 7 Ruang episode ke-92 sejak pandemi terjadi. Donny menginisiasi konser virtual donasi ini di rumahnya. Konser ini awalnya untuk donasi para pekerja seni dan pekerja produksi. Namun idenya ini kemudian berkembang.
Demi konser itu, ia mengubah rumah dua lantainya itu menjadi tujuh ruang. Setiap ruangan diperuntukkan bagi satu musikus yang tampil dan satu ruang kontrol dipakai Donny. “Rumah saya ubah buat studio, tiap ruang ada kamera dan sound. Jadi, musikus tampil terpisah,” kata Donny saat diskusi Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta, Selasa lalu.
Ia berkisah, ketika pandemi menghantam, dia memutar otak agar tetap bertahan. Apalagi musikus dan pekerja produksi sangat terkena dampak. Ia tak lagi memperhitungkan biaya sewa kamera serta urusan lighting dan listrik. Untuk tiap produksi dengan 20 kru, dibutuhkan biaya minimal Rp 16 juta. Hal yang paling utama, kata Donny, membantu pemerintah agar tidak muncul kerumunan, tapi tetap bisa menghibur dan membantu mereka yang terkena dampak pandemi. “Dari donasi, yang paling minimal untuk kawan-kawan musikus di kafe, masih lebih besar dari pendapatannya di kafe. Demikian juga untuk kru.”
Donny menerapkan protokol kesehatan ketat dalam mengadakan konser tak bertiket itu. Musikus yang akan tampil wajib menjalani rapid test tiga hari sebelum tampil, dan tes diulang beberapa kali. Jika hasilnya reaktif, akan dilakukan tes usap. Musikus tinggal datang, tak boleh membawa peralatan apa pun. Bahkan spons pelindung mikrofon pun sudah disediakan dan hanya sekali pakai. Peralatan dan ruangan disemprot dengan disinfektan sebelum dan sesudah acara. Namun, ia menambahkan, tak mungkin seterusnya membuat konser donasi. Jika pandemi berlalu, sudah sepantasnya konser menjadi berbayar.
Ario Dimas, Presiden Direktur Loket.com, platform penjualan tiket online, mengatakan konser virtual berbayar melalui platformnya sudah menghadirkan banyak musikus ternama. Dalam konser terakhir baru-baru ini, dengan bintang Nadin Hamizah, terjual 4.000 ribu tiket. “Ini memecahkan rekor penjualan konser berbayar sebelumnya,” ujar Ario dalam diskusi yang sama.
Namun Ario sempat berpikir bahwa konser virtual sedang mencapai titik jenuh. Penonton mengharapkan konsep baru. Ia pun ingin segera mengadopsi konsep yang paling baru, menghadirkan sensasi konser luring. Tidak sekadar merekam lalu disiarkan atau siaran langsung.
Komite Musik DKJ Cholil Mahmud (kiri) dan Pemilik Studio DSS Music, Donny Hardono dalam diskusi "Konser Virtual: Menolak Padam di Era Pandemi - Diapresiasi atau Dikasihani?" dalam kanal Yotube Dewan Kesenian Jakarta. Youtube/Dewan Kesenian Jakarta
Sejumlah inovasi pun dilakukan. Yang paling diunggulkan platform ini adalah konser Indra Lesmana-Dewa Bujana. Ini adalah konser pertama yang menghadirkan musikus di tempat berbeda. “Itu yang paling surprise, tapi juga deg-degan, sangat stres. Tantangannya di teknologi komunikasi, crazy,” ujarnya. Beruntung, tak ada kendala berarti hingga tiga episode.
Sebelum konser, baik musikus maupun kru menguji coba koneksi. Mereka pun mengajak pemirsa mengecek koneksi beberapa jam sebelum konser untuk memastikan mereka dapat menonton dengan nyaman. Mereka juga mengantisipasi kebocoran tautan dengan teknologi satu tautan hanya bisa dibuka satu perangkat.
Perilaku penonton konser virtual juga unik. Dalam konser luring, menurut Ario, suasana konser sangat terasa ketika antre masuk venue atau menunggu musikus tampil di panggung. Nah, dalam konser daring, suasana itu terasa ketika mereka mengeluh susah masuk, loading, dan menunggu penampil. “Tapi marahnya penonton lebih crazy, lumayan PR meredam kemarahan penonton, apalagi kalau sudah (ditumpahkan) di medsos,” ujarnya.
Wendi Putranto, pengelola M Bloc, mengatakan sedang mengupayakan penampilan live music terbatas. Kebijakan PSBB sangat memukul usaha yang baru dirintisnya. Adapun Edward van Ness, pengamat dan musikus klasik dari Medan, mengatakan musik klasik paling terpinggirkan karena pandemi. Ia pun berusaha menghidupkan musik klasik di panggung virtual. Namun kendalanya, kata dia, “Tak bisa dalam konser besar. Mungkin hanya musik ruang.” ***
DIAN YULIASTUTI
Konser Lewat Layar Ponsel
4-6 Desember 2020
Konser “Music Matters from Wonderful Indonesia” di tiga destinasi wisata, yaitu Candi Borobudur, Danau Toba, dan Labuan Bajo. Konser ini dapat ditonton, antara lain, di YouTube Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
5 Desember 2020
Penyanyi asal Inggris, Liam Gallagher, mengadakan konser virtual yang bisa disaksikan dengan mengakses MelodyVR web player. Tiketnya seharga US$ 22,50.
8 Desember 2020
Konser band Evanescence bertajuk "A Live Session from Rock Falcon Studio" pada 5 Desember 2020 bisa disaksikan secara virtual pada 8 Desember 2020. Harga tiket US$ 12,50.
11 Desember 2020
Sonjah Virtual Live Concert 2020, konser rapper yang diadakan di atas ketinggian gedung dengan pemandangan malam hari Kota Jakarta. Tiket seharga Rp 50 ribu.
12 Desember 2020
Konser virtual penyanyi opera Andrea Bocelli bertajuk "Believe in Christmas" dari Teatro Regio di Parma, Italia. Harga tiket US$ 25.
19-20 Desember 2020
Festival electronic dance music (EDM) Djakarta Warehouse Project (DWP). Tiket gratis, hanya perlu mendaftar secara online di Djakartawarehouse.com.
27 Desember 2020
Konser kelompok penyanyi perempuan Korea Selatan, Blackpink, dalam tajuk “YG Palm Stage – The Show 2020” di YouTube.
31 Desember 2020
Konser para artis K-pop bertajuk “2021 New Year’s Eve Live Presented by Weverse”. Para Penampil di antaranya BTS, TXT, Enhypen, Nu'est, Gfriend, dan Lee Hyun.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo