Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang menganggap minum kopi memicu atau memperburuk asam lambung. Kondisi ini membuat dokter dan organisasi kesehatan merekomendasikan penderita asam lambung atau GERD menghindari konsumsi minuman berkafein. Meskipun kafein dalam kopi kerap dihubungkan dengan memperburuk gejala refluks, tetapi sedikit bukti ilmiah yang mendukung temuan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Healthline, bagi beberapa orang kafein memberikan pengaruh yang kuat terhadap gejala GERD karena dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah. Sebuah studi pada 2019 yang menjadikan perempuan subjek menemukan bahwa minum kopi, teh, dan soda berhubungan dengan peningkatan risiko GERD. Namun, studi berbeda pada 2019 dengan subjek pria menemukan bahwa minum kopi tidak dikaitkan dengan gejala refluks atau esofagitis erosif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu. dikutip dari Medical News Today, bukti minuman berkafein memperburuk gejala GERD masih kurang sehingga menunjukkan seseorang mungkin tidak harus menghilangkan kafein. Namun, jika kafein memperburuk gejala GERD, seseorang harus beralih pada kopi tidak berkafein.
Tingkat Keasaman Kopi
Secara umum, keasaman ditentukan menggunakan skala pH yang menentukan seberapa basa atau asam larutan berbasis air dengan skala 0-14. Setiap larutan yang mendaftar dari 0 hingga 7 pada skala dianggap asam, sedangkan larutan dengan ukuran 7 hingga 14 dianggap basa.
Sebagian besar kopi bersifat asam dengan nilai pH rata-rata 4,85 hingga 5,10. Adapun asam utama yang dihasilkan dari kopi, yaitu klorogenik, kuinat, sitrat, asetat, laktat, malat, fosfat, linoleat, dan palmit. Angka keasaman pada kopi ini yang membuat seseorang mengalami GERD, refluks asam, dan sindrom iritasi usus besar. Efek kopi pada kondisi ini terjadi karena tingkat keasaman dan sedikit efek pencahar bagi beberapa orang.
Tingkat keasaman kopi juga dapat terjadi karena beberapa faktor berikut:
1. Memanggang
Salah satu aspek utama yang menentukan keasaman kopi adalah cara memanggang. Pasalnya, durasi dan suhu pemanggangan kopi berhubungan dengan keasaman. Satu studi menunjukkan bahwa semakin lama dan semakin panas biji kopi dipanggang, semakin rendah kadar asam klorogenat.
2. Proses ekstraksi kopi menggunakan air (Brew)
Satu studi menemukan bahwa kopi cold-brewed secara signifikan lebih rendah keasamannya daripada kopi panas. Sebab, durasi brew yang lebih singkat menghasilkan minuman lebih asam. Sementara itu, durasi brew tidak terlalu singkat dan tidak terlalu lama menghasilkan keasaman lebih rendah.
3. Ukuran bubuk
Ukuran bubuk kopi juga dapat mempengaruhi keasaman kopi. Semakin kecil bubuk, semakin besar luas permukaan yang terpapar relatif terhadap volume sehingga lebih banyak asam diekstraksi dalam proses brew.
Keasaman kopi dapat membatasi sebagian orang menikmati minuman ini. Namun, terdapat beberapa cara untuk mengurangi tingkat keasaman kopi, yaitu:
- Pilih panggang kopi sampai berwarna gelap daripada terang;
- Minumlah kopi dingin, bukan panas;
- Tingkatkan waktu brew;
- Pilih penggilingan yang lebih kasar; dan
- Diseduh pada suhu lebih rendah.
Pilihan Editor: Tips Mengonsumsi Kopi yang Lebih Sehat