Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Makan Nasi Kropohan Belum Lengkap Tanpa Wedang Pekak

Masyarakat Demak biasa menyantap kropohan dengan nasi dan wedang pekak (bunga lawang) untuk mendapatkan keseluruhan cita rasa masakan itu

2 Januari 2022 | 12.47 WIB

Ilustrasi Kropohan. Shutterstock
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi Kropohan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -  Kropohan merupakan makanan berkuah khas Demak, Jawa Tengah. Kuliner ini berbahan daging kerbau dengan campuran labu putih. Konon makanan ini dahulu disukai Raja Demak. Mengutip dari situs web Dinas Pariwisata Demak, kropohan dimasak menggunakan bumbu bawang merah, bawang putih, laos, jintan, daun jeruk, kunyit, kemiri, daun salam, ketumbar. Ada pula campuran daun kedondong untuk memberi rasa asam kuahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Cara memasaknya, daging atau iga kerbau direbus sampai empuk. Keseluruhan bumbu rempah yang sudah dihaluskan dicampurkan supaya rasanya meresap. Adapun labu putih, daun kedondong, gula pasir, cabai dan santan mulai dimasukkan untuk memperkuat rasa masakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip situs web Perpustakaan Jawa Tengah, masyarakat lokal biasa menyantap kropohan dengan nasi dan wedang pekak (bunga lawang) untuk mendapatkan keseluruhan cita rasa masakan itu.

Adapun wedang pekak merupakan minuman hangat berbahan kayu secang, bakaran jahe, serai dan bunga lawang. Sajian wedang pekak akan berwarna merah karena campuran bahan yang digunakan untuk ramuan itu.

PRIMANDA ANDI AKBAR

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus