Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Makanan Indonesia lahir dari sejarah yang panjang dan terinspirasi dari berbagai kebudayaan yang pernah berinteraksi dengan budaya Indonesia, termasuk Belanda.
Perdagangan rempah dan kolonialisasi Belanda membawa pengaruh terhadap budaya Indonesia, termasuk kulinernya. Dilansir dari buku “Multikulturalisme makanan Indonesia” karya Unsiyah Anggraeni (2018), berikut ini adalah makanan Indonesia yang terinspirasi dari Belanda:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Semur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah semur berasal dari bahasa Belanda smoor berarti daging yang telah direbus dengan tomat dan bawang dalam waktu yang lama dan secara perlahan-lahan.
Makanan ini terinspirasi dari hachee, makanan asal Belanda yang terbuat dari daging sapi atau ikan dan sayuran yang dimasak dengan bawang, cuka, dan kaldu sapi. Hachee dimasak dengan metode slow cooking atau perlahan-lahan sehingga menghasilkan daging yang empuk. Inilah yang diadopsi orang Indonesia sehingga terlahirlah semur.
Seiring berjalannya waktu, muncul variasi semur dari berbagai daerah di indonesia. Misalnya, semur andilan yang disajikan orang Betawi untuk merayakan Idulfitri. Dilansir dari laman encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, Minggu, 19 Mei 2019, semur ini dibuat dari daging kerbau sebagai bahan dasar, tetapi perkembangan zaman membuat bahan dasar semur andilan terkadang diganti menjadi daging sapi.
2. Perkedel
Perkedel atau yang juga disebut begedel. Makanan ini terbuat dari kentang yang dikukus, ditumbuk bersama bawang dan bumbu lainnya, dibentuk bulatan gepeng, baru kemudian digoreng.
Perkedel berasal bari bahasa belanda frikadel yang berarti daging cincang yang dilumat lalu digoreng. Frikadel dan perkedel tentu memiliki perbedaan. Jika frikadel berbahan dasar daging cincang, perkedel berbahan dasar kentang dengan imbuhan sedikit daging, bahkan ada perkedel yang tidak diberi tambahan daging.
Kini, perkedel sering disandingkan bersama nasi kuning dalam acara hajatan atau selamatan. Hajatan akan terasa kurang lengkap bila tanpa nasi kuning dan perkedel.
3. Kue lapis legit
Makanan ini pertama kali diperkenalkan pada masa kolonial Belanda dengan nama spekkoek.
Kue ini kemudian mendapat pengaruh dari masyarakat lokal, berupa penambahan rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkih, bunga pala, kapulaga, dan adas manis. Selain itu, ditambahkan pula kuning telur, terigu, gula, dan mentega. Salah satu hal yang unik dari pembuatan kue ini adalah jumlah telur yang digunakan mencapai 30 hingga 40 butir dalam sekali adonan.
Lambat laun, kue ini dikmenal dengan nama lapis legit karena lapisannya yang banyak dan rasanya yang manis. Lapisan lapis legit biasanya berkisar 18 hingga 23 lapis.
Lapis legit biasanya dihidangkan oleh orang Tionghoa di Indonesia. Mereka percaya semakin banyak lapisan pada kue itu akan semakin banyak rezeki yang didapatkan. Selain itu, salah satu kuliner Indonesia ini juga sering dihidangkan saat perayaan Natal ataupun Idulfitri.
AMELIA RAHIMA SARI