Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bayi membutuhkan rangsangan dari luar untuk membantu proses tumbuh kembang. Misalnya, ketika sakit bayi sangat membutuhkan peran orang tuanya untuk kesembuhan. Ketika bayi mengalami demam, salah satu caranya metode skin to skin untuk meredakan panas anaknya. Penerapan metode skin to skin tak hanya ibu dan bayi, tapi juga peran ayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip publikasi Pengaruh Skin To Skin Contact terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Bayi Demam, skin to skin atau metode kontak kulit orang tua dan bayi demam dinilai efektif untuk menumbuhkan hal positif termasuk ikatan kasih sayang.
Proses skin to skin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika terjadi kontak skin to skin antara ibu dan bayi, muncul perilaku naluriah yang kuat di antara keduanya. Saat menggendong bayi, orang tua akan mulai membelai, mengusap, dan berbicara dengan bayinya.
Merujuk Cleveland Clinic, delapan studi penelitian yang berbeda menunjukkan, bayi yang mengalami skin to skin akan mendapat manfaat lebih baik dari bayi. Itu karena bayi yang mengalami skin to skin akan terus menyusu.
Tak hanya bermanfaat untuk menyusui, skin to skin juga bermanfaat untuk bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan di dunia luar. Dibanding bayi yang dibedong atau di dalam tempat tidur, bayi yang mengalami skin to skin akan menjadi lebih hangat, tenang, jarang menangis.
Mengutip Healthline, selain untuk mengatasi demam, skin to skin harus dimulai segera setelah bayi lahir. Ibu dan bayi harus memiliki setidaknya satu jam durasi skin to skin tanpa gangguan pada saat pertama. Itu untuk memastikan ibu dan bayi mendapat manfaat antara keduanya. Setelah itu, skin to skin harus dilanjutkan dalam beberapa pekan setelah ibu dan bayi kembali ke rumah.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.