Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tembaga merupakan mineral penting bagi kehidupan dan di semua jaringan tubuh serta terlibat dalam pembentukan sel darah merah, menjaga sel saraf, dan sistem kekebalan tubuh. Mineral ini juga membantu tubuh membentuk kolagen dan menyerap zat besi, yang berperan dalam produksi energi. Sebagian besar tembaga dalam tubuh ditemukan di hati, otak, jantung, ginjal, dan otot rangka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terlalu banyak atau terlalu sedikit tembaga dapat mengganggu fungsi otak. Gangguan ini berhubungan dengan penyakit Menkes, penyakit Wilson, dan Alzheimer. Kekurangan jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan masalah lain. Melansir medicalnewstoday, berikut manfaat kesehatan tembaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kesehatan jantung
Kadar tembaga yang rendah dikaitkan dengan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Sekelompok peneliti menyarankan beberapa pasien gagal jantung dapat meminum suplemen tembaga. Penelitian pada hewan telah menunjukkan kadar tembaga yang lebih rendah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. Namun, belum diketahui apakah kekurangan akan memiliki efek yang sama pada manusia.
Sinyal neuron
Pada 2016, Prof. Chris Chang, ahli kimia di Berkeley, California, merancang dan menggunakan probe fluoresen untuk melacak pergerakan tembaga masuk dan keluar dari sel saraf. Chang mengatakan,“Tembaga itu seperti rem atau saklar peredup, satu untuk setiap sel saraf.”
Timnya menemukan jika sejumlah besar tembaga masuk ke dalam sel, hal ini tampaknya mengurangi pensinyalan neuron. Ketika kadar tembaga di sel itu turun, pensinyalan dilanjutkan.
Fungsi kekebalan
Kekurangan tembaga dapat menyebabkan neutropenia atau kekurangan sel darah putih atau neutrofil, yang berfungsi melawan infeksi. Orang dengan tingkat neutrofil yang rendah lebih mungkin terserang penyakit menular.
Osteoporosis
Kekurangan tembaga yang parah dikaitkan dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko osteoporosis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana defisiensi tembaga marjinal dapat mempengaruhi kesehatan tulang dan bagaimana suplementasi tembaga dapat membantu mencegah dan mengelola osteoporosis.
Produksi kolagen
Tembaga berperan penting dalam menjaga kolagen dan elastin, komponen struktural utama tubuh. Para ilmuwan telah berhipotesis bahwa tembaga mungkin memiliki sifat antioksidan dan bersama antioksidan lain, asupan yang sehat dapat membantu mencegah penuaan kulit. Tanpa tembaga yang cukup, tubuh tidak dapat mengganti jaringan ikat yang rusak atau kolagen yang membentuk perancah untuk tulang. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk disfungsi sendi, karena jaringan tubuh mulai rusak.
Radang sendi
Penelitian pada hewan menunjukkan tembaga dapat membantu mencegah atau memperlambat radang sendi dan orang-orang memakai gelang tembaga untuk tujuan ini. Namun, tidak ada penelitian pada manusia yang mengkonfirmasi hal ini.
Antioksidan
Tembaga mungkin juga memiliki fungsi antioksidan. Ini dapat membantu mengurangi produksi radikal bebas. Radikal bebas dapat merusak sel dan DNA, menyebabkan kanker dan penyakit lain.
JESSYCA GAZELLA