Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat mengalami vertigo terasa sensasi berputar dan melayang. Biasanya, orang yang mengalami vertigo akan mengonsumsi obat khusus. Namun, ada cara lain untuk mengatasi kondisi ini, yakni manuver epley. Mengutip Medical News Today, manuver epley rangkaian gerakan yang dilakukan untuk meredakan vertigo.
Apa itu manuver epley?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Medline Plus, vertigo terjadi ketika potongan-potongan kecil kalsium mengapung dalam saluran kecil di telinga bagian dalam. Hal ini menyebabkan kebingungan dalam pengiriman pesan ke otak tentang posisi tubuh yang akhirnya menyebabkan vertigo.
Tak sembarang vertigo, penerapan manuver epley hanya terbatas pada vertigo yang tersebab benign paroxysmal positional vertigo. Vertigo yang disebabkan oleh masalah telinga bagian dalam. Mengutip Medical News Today, saat mengalami vertigo jenis ini, seseorang akan merasa pusing, mual, gangguan penglihatan.
Mengutip publikasi Diagnosis dan Tata Laksana Benign Paroxysmal Positional Vertigo, cara kerja dari manuver epley pasien menolehkan kepala ke sisi yang merasa sakit. Posisi sudutnya 45 derajat. Kemudian, pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan selama 1 menit sampai 2 menit. Kepala ditolehkan 90 derajat ke sisi sebaliknya. Setelah itu mengistirahatkan dagu di pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara perlahan.
Merujuk Cleveland Clinic, pasien bisa melakukan manuver epley kapan saja. Tapi, biasanya dilakukan sebelum tidur. Cara itu supaya mengurangi risiko gejala vertigo saat tidur. Biasanya penyedia layanan kesehatan, klinik atau rumah sakit melakukan prosedur noninvasif pasien di tempat praktik. Walaupun juga akan menunjukkan cara melakukannya sendiri di rumah.
Meskipun cenderung aman, tapi penggunaan manuver epley juga memiliki beberapa risiko. Setelah melakukan manuver epley, pasien kemungkinan akan terasa mual. Walaupun terkategori aman, tapi pasien harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti ablasi retina, penyakit pembuluh darah, atau cedera leher dan punggung.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.