KAMPANYE antimerokok kini sedan dilancarkan di Hongkong.
Pemerintah di koloni Inggris itu telah mengeluarkan
peraturan-peraturan baru, antara lain menyangkut iklan rokok dan
no smoking zones. Lembaga Aksi untuk Merokok dan Kesehatan
(Action on Smoking and Health) pekan lalu mendatangkan David
Simpson, jago kampanye antimerokok dari negara industri rokok,
Inggris.
Sementara itu sebuah rumah sakil Advent juga sudah lama
menjalankan klinik setop merokok. Tapi rupanya rumah sakit ini
kekurangan dana bahkan tak punya biaya untuk membeli peralatan
dan membuat poster-poster Untuk keperluan ini, seorang bekas
perokok kelas 2 bungkus per hari, Marvin Wray, berusaha mencari
dana dengan cara yang unik, yakni lari maraton 24 jam untuk
mendapatkan sponsor.
Lari sehari penuh nonstop itu ia lakukan sejak pukul 20 tanggal
5 Desember hingga pukul 8 malam tepat keesokan harinya. Marvin
Wray, 34 tahun, seorang pendeta Advent Hari Ketujuh di Hongkong,
memang sudah bertekad melakukan marton ini sejak 6 bulan lalu
dengan brlatih rata-rata 60 mil (hampir 100 km) setiap minggu.
Sedangkan kebiasaannya lari jauh ini sudah dilakukannya hampir 3
tahun, sejak sadar akan keadaan dirinya sudah menjadi "kandidat
nomor satu untuk serangan jantung".
"Saya datang ke Hongkong tahun 1979 dengan berat badan 205 pon
dan kebiasaan saya merokok 2 bungkus sehari," cerita pendeta
berkulit putih itu. "Suatu hari saya naik timbangan, saya sadar
bentuk badan saya sudah menuju keadaan siap untuk serangan
jantung," katanya. Kini berat badannya setelah mengganti
kebiasaan merokok dengan kebiasaan lari, susut hingga tinggal
153 pon.
Dengan modal itu, maraton sehari suntuk dua pekan lalu itu ia
lakukan untukmendapatkan dana HK$ 37.000 (Rp 3 ,8 juta) di
Stadion Olahraga Jubilee . Bagaikan jarum jam bergerak terbalik
ia mengitari track menembus kedinginan malam yang bersuhu 16ø C
dan siang mencapai 23øC sampai selesai waktunya 24 jam penuh.
Satu tim pencatat waktu dan sejumlah suporter ikut berkemah di
stadion itu.
"Dukungan orang luar biasa besar," tutur Wray setelah lari.
"Sekitar 25 orang ikut start. Ada yang ikut lari sejak pukul 2
atau 3 dinihari sampai waktunya mereka pergi kerja hari Senin,"
katanya lagi. Dalam lari ultra-maraton itu Marvin Wray mencapai
103 mil, kurang dari taetnya mencapai 140 mil (rekor dunia
untuk maraton 24 jam tercatat 162 mil).
Jarak yang ditempuh Marvin Wray ternyata sungguh menyiksa
dirinya, khusus pada 30 mil terahir, sebagaimana diceritakannya.
"Kakiku habis, hancur. Track itu lebih keras dari yang saya
bayangkan. Tiga mil terakhir saya hanya jogging dan berjalan.
Tenaga saya sungguh terkuras," katanya. Sehabis lari itu,
istrinya, Ingrid, dan putrinya, Julie, yang turut menunggui,
segera melarikan pendeta itu dengan mobil ke rumah. Seelah
mandi air hangat, tak sampai sejam kemudian Marvin Wray sudah
terbaring di ranjangnya.
Dua hari kemudian ia bangun untuk menyelesaikan perhitungannya
dengan sponsor. Ia mendapatkan uang itu. Wray ternyata belum
kapok. "Tahun depan saya mau lari lagi 24 jam. Saya mau cari
sponsor untuk kursus gratis bagi orang yang kena gangguan
tekanan hidup," tekad Wray.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini