Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memahami Masa Inkubasi dan Pengaruhnya bagi Tubuh

Periode antara infeksi awal virus dan gejala pertama penyakit disebut masa inkubasi. Simak pejelasan pakar.

31 Desember 2021 | 20.05 WIB

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat terinfeksi virus, tubuh biasanya tidak langsung mengalami gejala karena patogen sering membutuhkan waktu untuk bereplikasi atau menginfeksi cukup banyak sel tubuh untuk membuat sakit. Periode antara infeksi awal dan gejala pertama penyakit inilah yang disebut masa inkubasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Meskipun sudah terinfeksi virus, Anda mungkin tidak tahu sedang sakit selama masa inkubasi," kata epidemiolog sekaligus direktur program sarjana di Departemen Ilmu Kesehatan Universitas Amerika, Melissa Hawkins, seperti dikutip dari Health.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data menunjukkan varian Omicron memiliki masa inkubasi yang lebih pendek. Menurut Hawkins, kemungkinan para ahli kesehatan akan mulai merekomendasikan pengujian lebih dekat ke tiga hari setelah kemungkinan paparan Omicron untuk menghindari penularan yang tidak perlu.

"Kita perlu ingat untuk memperbarui pemikiran tentang menunggu untuk diuji dan berapa lama menunggu untuk menghindari hasil negatif palsu sehingga tidak tanpa sadar menularkan virus ke orang lain," katanya.

Masa inkubasi yang lebih pendek juga dapat berarti virus menjadi lebih cepat menular, menurut laporan dari The Atlantic. Pada dasarnya, masa inkubasi yang lebih pendek membuat virus jauh lebih sulit dikendalikan, menurut epidemiolog di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, Jennifer Nuzzo.

Apakah bisa menulari selama masa inkubasi? Jawabannya pasti bisa. Anda mungkin paling menular, bahkan sebelum memiliki gejala. Sebuah studi 2021 oleh Universitas Boston di JAMA Internal Medicine menemukan orang yang terinfeksi COVID-19 paling bisa menulari orang lain dua hari sebelum dan tiga hari setelah gejala muncul.

Menurut Hawkins, sebagian besar penularan terjadi selama jangka waktu tersebut sebelum orang menyadari mereka sakit. Kemudian, seiring dengan menurunnya viral load dari waktu ke waktu, penyebaran virus ke orang lain menjadi lebih kecil kemungkinannya. Catatan penting di sini yakni jika melakukan kontak dekat dengan orang yang dites positif COVID-19 atau memiliki gejala COVID-19, sebaiknya tetap di rumah selama beberapa hari sampai tahu pasti tidak terinfeksi.

"Jangan abaikan pilek, sakit tenggorokan, atau sakit kepala karena itu adalah gejalanya, terutama setelah terpapar," tutur Hawkins.

Untuk melindungi diri dan orang lain dari infeksi, penting untuk mengikuti langkah-langkah keamanan yang telah ditekankan oleh para ahli kesehatan sejak awal, protokol kesehatan, dan vaksinasi. Hawkins mendorong orang-orang untuk terus mengenakan masker di ruang publik ketika berkumpul dengan orang-orang dari luar rumah.

Kemudian, karena varian Omicron menyebar jauh lebih mudah daripada mutasi COVID-19 lain, maka berikan perhatian khusus pada kualitas masker dan pastikan memakainya dengan benar. Hawkins menyarankan penggunaan masker ganda di tempat umum dan memastikan masker menutupi hidung dan mulut dengan pas setiap saat.

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun
#hindarikerumunan
#vaksinasicovid-19

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus