Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Membayangkan Kopi Tanpa Kafein

Kafein yang terkandung di dalam kopi memang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Misalnya kegelisahan, kesulitan tidur, hingga betah melek.

31 Januari 2025 | 21.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Minum kopi sepertinya sudah menjadi kebiasaan pagi bagi banyak orang. Padahal secangkir kopi mengandung antara 80 sampai 100 miligram kafein yang dapat menimbulkan efek dalam tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, apa yang terlintas dibenak Anda mendengar  istilah kopi tanpa kafein?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kafein yang terkandung di dalam kopi memang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Misalnya kegelisahan, kecemasan, dan kesulitan tidur. Bahkan, kopi biasanya dijadikan pilihan untuk alasan kuat begadang di malam hari, entah karena lembur kerja atau sebagainya.

Di sisi lain, kopi tidak selalu dipilih untuk orang yang ingin terjaga di malam hari, tetapi oleh pencintanya tentu saja. Asisten Direktur Pusat Penelitian dan Pendidikan Kopi di Universitas Texas A&M Eric Brenner, mengatakan, bahkan ada orang yang ingin minum kopi tetapi tidak ingin begadang karenanya. 


Kopi tanpa kafein pada umumnya adalah sebuah hasil dari metode dekafeinasi. Dilansir dari Channel News Asia, kopi tanpa kafein umumnya telah kehilangan setidaknya 97 persen kafeinnya. Jadi tidak hilang sepenuhnya. Ini merupakan alternatif yang lezat untuk penikmat kopi yang tidak ingin merasakan dampak dari kafein.

Dalam prosesnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat kopi tanpa kafein. Terdapat dua metode yang digunakan untuk mengurangi kadar kafein dengan bahan kimia. Namun ada pula metode alami, seperti dengan menggunakan proses air swiss. Air digunakan sebagai pengganti pelarut kimia yang berpotensi racun untuk menghilangkan kafein dari biji kopi.

Konsep kopi tanpa kafein ini ternyata sudah berkembang dan memiliki nilai jual, terutama dengan proses alami. Biasanya pada label kemasan yang bertuliskan “Water Process,” “Swiss Water decaffeinated,” atau “Swiss Water decaf,” merupakan biji kopi yang dihilangkan dengan cara alami.

Walau demikian, kopi yang dikurangi kadar kafeinnya dengan menggunakan bahan kimia, tidak berbahaya bagi tubuh. Dengan catatan, konsumsi kopi tanpa kafein tidak berlebih. Terdapat dua jenis bahan kimia yang biasanya digunakan, seperti metilen klorida, dan etil asetat.

Channel News Asia mencatat, tahun lalu penggunaan bahan kimia metil klorida dilarang oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (AS). Namun, metil klorida masih bisa digunakan untuk menghilangkan kafein pada biji kopi.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kopi yang dihilangkan kafeinnya tidak boleh mengandung lebih dari 0,001 persen metil klorida, sehingga aman untuk dikonsumsi. Sedang untuk etil asetat juga demikian, sampai dengan saat ini, tidak ada bukti yang mengatakan zat ini dapat meningkatkan resiko kanker.

Lebih lanjut, biji kopi yang dihilangkan kadar kafeinnya mungkin masih memiliki sisa dari bahan kimia tersebut. Namun, setelah itu biji kopi akan dipanggang pada suhu berkisar 356 sampai 464 derajat Fahrenheit, sedang zat metil klorida dan etil asetat mendidih pada suhu sekitar 104 dan 171 derajat Fahrenheit. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk mencoba kopi tanpa kafein dengan metode apa saja.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus