Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Mengenal Autoimun, Penyebab Meninggalnya Ibunda Mikha Tambayong

Penyakit autoimun kembali diperbincangkan setelah ibunda penyanyi Mikha Tambayong, Deva Malaihollo, meninggal dunia pada Ahad, 3 Maret 2019.

4 Maret 2019 | 11.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit autoimun kembali diperbincangkan setelah ibunda penyanyi Mikha Tambayong, Deva Malaihollo, meninggal dunia pada Ahad, 3 Maret 2019. Deva diketahui telah mengidap autoimun sejak setahun belakangan.

Baca: Ibunda Meninggal, Mikha Tambayong Batal Tampil di Java Jazz

Autoimun terjadi ketika imun di dalam tubuh melakukan reaksi imunitas terhadap organ di dalam tubuh Anda sendiri. Secara otomatis sel imun akan 'merusak' sel lain dalam tubuh Anda yang dianggap benda asing. Penyakit ini sebenarnya ada sejak lama, tapi baru tahun 2000-an menjadi sorotan dunia medis. 

Sampai saat ini, penyebab penyakit ini belum diketahui. Tapi menurut dokter spesialis penyakit dalam gastroenterologi, Ari Fahrial, penyakit ini bersifat genetik. "Dari lahir sudah membawa faktor kelainan imun."

Tetapi, ada faktor eksternal yang bisa memperparah kelainan imun tersebut, antara lain pola gaya hidup seseorang. "Kalau kita stres, kurang tidur, lelah yang berlebih, itu bisa memicu kelainan imun jadi lebih parah," kata Ari.

Selain itu, perubahan hormon dan infeksi juga disebut bisa menyebabkan penyakit ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejala yang ditimbulkan autoimun mirip dengan penyakit lainnya, seperti kelelahan, penurunan berat badan, bengkak dan kemerahan, demam, mual, diare, dan sebagainya. Itu sebabnya, penyakit ini umumnya tidak langsung bisa diketahui dari gejala saja.

Beberapa penyakit yang sudah diketahui masyarakat juga bisa disebabkan oleh autoimun ini. Salah satunya systemic lupus erythematosus atau dikenal dengan lupus.

Ari mengatakan, penyakit lupus lebih banyak diderita wanita. Lupus memiliki risiko penurunan imunitas tubuh. Dengan demikian, tidak hanya kulit yang beruam, lupus yang kronis dapat mempengaruhi organ-organ tubuh lain seperti sendi, ginjal, otak dan juga jantung.

"Ada juga penyakit Rheumatoid Arthritis(RA), dimana akibat memiliki kelainan pada sistem imun tubuh, maka imun menyerang sendi tubuh," ucap dokter yang berpraktek di RSCM ini, beberapa waktu lalu.

Penyakit ini akan menimbulkan reaksi pada tubuh seperti mengalami kemerahan, kehangatan, nyeri, juga kekakuan pada persendian.

Penyakit autoimun bukannya tidak bisa disembuhkan. Meskipun, dengan beberapa faktor pola gaya hidup dapat memperburuk penyakit ini, namun autoimun dapat ditangani melalui pengobatan.

"Pasien sebelumnya diperiksa melalui endoskopi dan biopsi. Jika memang ditemukan bahwa ia mengidap autoimun, baru diberikan tindakan,” kata Ari.

Ari menambahkan, pasien akan diberi obat anti radang dimana akan memberikan efek menekan kerja sistem imun itu sendiri.

BacaMomen Kebersamaan Mikha Tambayong dan Ibunya

ANASTASIA PRAMUDITA DAVIES WEB MD | MILA NOVITA


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus