Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Gejala dan Penyebab Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

Akalasia adalah kondisi ketika otot kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau minuman untuk masuk ke lambung.

22 September 2023 | 09.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Akalasia adalah kondisi ketika otot kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau minuman untuk masuk ke lambung. Peneliti menduga kondisi ini disebabkan oleh rusaknya saraf di kerongkongan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Healthline, dalam akalasia, sfingter esofagus bagian bawah (LES) tidak bisa terbuka saat menelan. LES adalah cincin otot yang menutup kerongkongan dari perut, tapi ketika menelan, LES terbuka untuk membiarkan makanan lewat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejala akalasia muncul perlahan-lahan dan bisa memburuk seiring waktu. Pada akhirnya, seseorang akan sulit menelan cairan atau makanan. Akalasia adalah kondisi langka. Menurut penelitian, sekitar 1 dari 100.000 orang mengalami kondisi ini setiap tahun. 

Kondisi ini juga mempengaruhi semua jenis kelamin secara seimbang dan jarang terjadi pada anak-anak dengan kurang dari 5 persen kasus terjadi pada remaja di bawah 16 tahun. Sementara itu, akalasia paling sering muncul antara usia 30-60 tahun.

Tanpa pengobatan, akalasia dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk:

- Megaesophagus, kondisi ini mengacu pada kerongkongan yang membesar dan melemah.

- Esofagitis, mengacu pada iritasi dan peradangan di kerongkongan.

- Perforasi kerongkongan, yaitu munculnya sebuah lubang di dinding kerongkongan.

- Pneumonia aspirasi, terjadi ketika partikel makanan dan cairan yang terperangkap di kerongkongan memasuki paru-paru.

- Meningkatkan peluang terkena kanker kerongkongan.

Penyebab Akalasia

Para ahli tidak tahu persis apa yang menyebabkan akalasia, meskipun banyak yang percaya itu disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk:

- Genetika, atau sejarah keluarga.

- Kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat di tubuh. Degenerasi saraf di kerongkongan sering berkontribusi pada gejala lanjut akalasia.

- Kerusakan pada saraf di kerongkongan atau LES.

- Beberapa penelitian menemukan bahwa infeksi virus dapat mendorong respons autoimun, terutama jika memiliki risiko genetik yang lebih tinggi dari kondisi tersebut.

- Penyakit Chagas, infeksi parasit langka yang sebagian besar menyerang orang-orang di Meksiko, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah, juga telah dikaitkan dengan perkembangan achalasia.

Gejala Akalasia

Dikutip dari Cleveland, dari penyebab di atas, seseorang yang mengalami akalasia akan mengalami gejala sebagai berikut.

- Kesulitan menelan (disfagia).

- Regurgitasi makanan yang tidak tercerna.

- Nyeri dada yang datang dan pergi, rasa sakit bisa parah.

- Mulas.

- Batuk di malam hari

- Penurunan berat badan/malnutrisi dari kesulitan makan.

- Cegukan, kesulitan bersendawa.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus