Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Festival kue beras kagami biraki adalah salah satu perayaan tradisional yang diadakan di Jepang setiap tahunnya pada tanggal 11 Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari webholidays, kagami biraki adalah pembukaan perayaan kue beras pada tahun baru. Festival ini merupakan bagian penting dari budaya Jepang yang melibatkan upacara dan tradisi yang kaya akan makna dan simbolisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kagami biraki artinya membuka cermin, melambangkan awal yang baru, kekayaan, dan kesuksesan dalam tahun yang baru.
Dengan melibatkan konsep kebersamaan dan persatuan, di mana orang-orang berkumpul untuk merayakan dan berbagi kebahagiaan bersama.
Salah satu andalan utama dari Festival Kagami Biraki adalah kue beras yang disebut kagami mochi. Dikutip dari eattheworld, kagami mochi terbuat dari tumpukan mochi putih yang ditumpuk dua lapis, di atasnya diberi buah jeruk, biasanya daidai atau mikan.
Pada hari Festival Kagami Biraki, kagami mochi disiapkan dan disajikan dengan cara yang khusus. Biasanya, kue tersebut diletakkan di atas sebuah piring atau alas kayu yang disebut sanpo. Kemudian, kue tersebut dipukul dengan palu khusus yang disebut kine untuk memecahnya menjadi potongan-potongan kecil.
Di Jepang, kue ini dapat dibeli sepanjang bulan Desember secara luas, dan juga dapat ditemukan di beberapa toko kelontong Jepang di AS.
Selain pemecahan kagami mochi, Festival Kagami Biraki juga melibatkan acara-acara lain seperti upacara minum sake bersama, tarian tradisional, dan pemberian hadiah atau uang kepada anak-anak sebagai simbol kekayaan.
Festival ini juga sering diadakan di kuil-kuil atau tempat-tempat suci lainnya, di mana orang-orang berkumpul untuk berdoa dan memohon keselamatan serta keberuntungan di tahun yang baru. Saat tahun baru dimulai, kagami mochi dipersembahkan kepada Toshigami, dewa panen dan tahun baru untuk membawa keberuntungan.
Festival Kagami Biraki tidak hanya menjadi momen untuk merayakan tradisi dan kebudayaan Jepang, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial dan budaya antar masyarakat. Melalui festival ini, orang-orang dapat merayakan kebersamaan, kebahagiaan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.