Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Love Bombing, Perilaku Manipulatif dalam Hubungan Cinta

Love bombing merupakan strategi yang dilakukan untuk mendapatkan kontrol atas orang lain melalui perhatian dan kasih sayang.

15 Desember 2022 | 18.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah dalam hubungan romantis telah mengalami perkembangan. Salah satu istilah baru yang belakangan ini banyak diperbincangkan adalah love bombing. Sebutan ini muncul di kalangan warganet Indonesia setelah Agensi Kite Entertaiment, menyebut bahwa salah satu artis naungannya, Arawinda Kirana, mengalami love bombing oleh pria yang dikabarkan dekat dengannya.

Love bombing adalah bentuk manipulasi emosional yang dilakukan seseorang untuk memeroleh kontrol atas orang lain. Melansir verywellmind.com, love bombing atau bom cinta adalah hubungan yang terjadi ketika seseorang memberikan perhatian, cinta, hadiah dan jani-janji manis dengan luar biasa secara bombardir. Dengan begitu, korban dari love bombing akan merasa dinomor satukan. 

Baca: Pembelaan Agensi Soal Arawinda Jadi Korban Love Bombing Banjir Kecaman

Love bombing adalah salah satu bentuk strategi dalam menjalin hubungan romantis dengan orang lain. Pada awalnya, hubungan akan terasa sempurna bahkan terlalu sempurna. Namun, perasaan indah tersebut akan hancur ketika pelaku mempunyai tujuan lain di balik menjalin hubungan. Bagi korban, perilaku love bombing dalam beberapa kasus sulit dikenali karena perbedaan sikap yang berbeda saat di awal hubungan. 

Korban tidak menyadari sedang mengalami love bombing karena menganggap orang tersebut benar-benar tulus dengannya. Terlebih, kedekatan yang terjalin sudah intens dengan berkomunikasi dan bertemu hampir setiap hari. Perhatian-perhatian yang diberikan terlalu berlebihan dapat menimbulkan perilaku yang manipulatif. Dalam jangka panjang, orang yang mendapatkan perlakuan love bombing akan merasa terbebani dan tertekan.

Sementara pelaku dari love bombing dilakukan oleh orang-orang dengan kepribadian narsistik. Seseorang dengan kepribadian ini akan meningkatkan ego untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkan, termasyk mengamankan eksistensinya di kehidupan pasangan. Dengan kepribadian ini, pelaku akan merasa kasih sayangnya dibalas sehingga mereka akan merasa tervalidasi akan kekaguman dari orang lain.  

Dilansir cosmopolitan.com, misalnya, ketika sedang bertengkar, salah satu cenderung memilih memberikan hadiah daripada mendiskusikan masalah yang ada. Lalu, para pelaku love bombing akan cenderung menuntut perhatian dan waktu dari korban bahkan mengganggu hubungan dengan orang lain, misal pertemanan, keluarga, dan kolega. Selain itu, para pelaku love bombing akan memberikan perhatian dan pujian secara berlebihan dan menghujani dengan kasih sayang. 

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca juga: Mengenal Istilah Love Bombing dan Tanda-tanda Anda Mengalaminya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus