Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Mengenal Misophonia, Gejala Gangguan Suara dan Cara Mengatasinya

Misophonia merupakan kondisi dimana seseorang merasa tidak nyaman dan benci pada suara tertentu

13 September 2023 | 13.49 WIB

Ilustrasi wanita memegang telinga. Foto: Freepik.com/evening_tao
Perbesar
Ilustrasi wanita memegang telinga. Foto: Freepik.com/evening_tao

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi beberapa orang istilah misophonia adalah istilah asing yang jarang didengarkan. Misophonia adalah kondisi seseorang yang merasa terganggu suara tertentu.

Dilansir dari ashefagriyapusaka.co.id, misophonia merupakan kondisi dimana seseorang merasa tidak nyaman dan benci pada suara tertentu misalnya suara ketika orang mengunyah, bernafas, bersiul, memainkan pulpen, atau suara lainnya. Saat ada yang membuat tidak nyaman para penderita misophonia akan merasa kesal, jijik dan parahnya akan mengalami serangan panik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Orang dengan misophonia biasanya akan terpengaruh secara emosional oleh suara-suara yang tidak terduga seperti suara yang ditimbulkan oleh orang lain. Hal tersebut akan menimbulkan respon melawan atau lari yang memicu kemarahan dan keinginan untuk melarikan diri. Orang yang menderita kondisi ini berusaha menghindari suara - suara yang membuatnya tidak nyaman. orang yang mengidap misophonia seringkali merasa malu dan tidak memberitahukan hal tersebut kepada para ahli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut penelitian misophonia dapat menyerang siapa saja namun tampak lebih sering pada wanita dan kemungkinan besar terjadi saat usia remaja. Dilansir dari myclevelandclinic.org, ada beberapa gejala dari misophonia diantaranya :

1. Emosional 

Para penderita misophonia biasanya ketika mereka mulai mendengar suara - suara yang membuat mereka tidak nyaman akan merasa jengkel kemudian rasa jengkel tersebut akan berubah dengan cepat menjadi kemarahan ataupun emosional yang sangat membebani hingga dapat menyerang orang lain. Reaksi emosional meliputi marah, cemas, jijik dan takut.

2. Tubuh

Saat sedang terancam atau merasa tidak nyaman karena suara-suara tertentu para penderita misophonia biasanya akan melakukan perlindungan diri secara otomatis atau seperti hal nya saat menghadapi situasi berbahaya. Reaksi tubuh meliputi tekanan darah meningkat, sesak di bagian dada, merinding, denyut jantung meningkat, dan berkeringat.

3. Perilaku 

Tindakan ini merupakan respon terhadap suara yang memicu rasa tidak nyaman. Hal tersebut kadang didorong oleh hati atau naluri. Dimana itu berarti Anda mungkin tidak memiliki kendali penuh atas perilaku Anda. Reaksi kekerasan bisa saja terjadi. Reaksi perilaku berupa menghindari pemicu suara, meninggalkan area ketika suara terdengar, reaksi verbal berupa membentak sumber suara, bahkan bisa melakukan kekerasan untuk menghentikan sumber suara. 

Penyebab dari misophonia sendiri belum diketahui oleh ahli namun mereka menduga hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti perbedaan struktur otak, riwayat keluarga atau genetika, dan kondisi lainnya seperti gangguan otak, kesehatan mental atau lainnya. 

Misophonia tidak dapat dicegah karena tidak terdapat alasan yang dapat diketahui mengenai apa penyebab misophonia dapat terjadi. Namun misophonia dapat diatasi dengan psikoterapi, Anda bisa mencoba berkonsultasi dengan psikolog. Hal lain yang dapat membantu adalah menggunakan earphone di tempat umum, mendengarkan suara yang membuat Anda nyaman dan menghindari tempat - tempat bising. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus