Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Natal tinggal menghitung hari. Ini berarti, umat Kristiani di seluruh dunia akan bersiap untuk memperingati hari lahir Yesus Kristus. Selain dekorasi yang indah, salah satu makanan khas yang selalu dihidangkan saat Natal yakni kue jahe (gingerbread) tentu akan dibuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, tahukah Anda tentang sejarah awal kue jahe itu? Situs Bustle pun menjelaskan bahwa kue berbahan dasar tepung dan jahe serta beberapa hiasan dengan rasa manis itu awalnya dicetuskan oleh Ratu Inggris, Elizabeth I. Dia membuatnya dengan cara dipanggang dan disajikan untuk beberapa tamu kerajaan yang istimewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kala itu, memang suasana yang ada adalah musim dingin dan mendekati Natal. Melansir dari Smithsonian Mag, musim dingin diidentikan dengan berbagai penyakit termasuk pusing, mual, dan masalah pencernaan. Dengan disajikannya kue jahe, diharapkan manfaat utama jahe pun bisa dinikmati.
Benar saja, para undangan merasa menikmati kue buatan Ratu Elizabeth I dan mempraktekan di rumah. Sejak saat itu, kue jahe pun sangat populer untuk dikonsumsi saat Natal tiba. Sedangkan untuk rumah dari kue jahe yang sangat terkenal di Jerman beberapa waktu lalu, mulai tercetus dari kepopularitasan cerita rakyat Hansel and Gretel.
Melansir dari situs Fox News, cerita rakyat yang berasal dari tahun 1812 dan dijadikan film pada awal tahun 2000 itu menimbulkan kekaguman atas rumah kue yang terpampang. Masyarakat yang melihat hal ini pun mulai membuatnya sendiri di rumah dan digabungkan dengan kue jahe. Kini, kue jahe tak bisa lepas dari rumah kue yang ada.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | BUSTLE | SMITHSONIANMAG | FOXNEWS