Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa jenis penyakit menular seksual (PMS) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Jenis PMS yang banyak dikenal meliputi klamidia, gonore, sifilis, herpes genital, dan HPV. Selain deretan jenis PMS tadi, terdapat salah satu penyakit yang barangkali masih asing di telinga, yakni trikomoniasis. Apa itu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trikomoniasis merupakan PMS yang disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis. Infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita, khususnya yang berusia lanjut. Sama seperti PMS lainnya, trikomoniasis juga dapat menular melalui aktivitas seksual tanpa perlindungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada wanita, infeksi paling banyak ditemukan di saluran genital bagian bawah (vulva, vagina, leher rahim, atau uretra). Pada pria, infeksi paling banyak ditemukan di dalam uretra. Saat berhubungan seks, parasit biasanya menyebar dari batang kelamin pria ke vagina atau sebaliknya.
Waspadai gejalanya
Dikutip dari Mayo Clinic, mereka yang terinfeksi trikomoniasis biasanya tidak memiliki gejala. Namun, jika kondisi ini tidak diobati, trikomoniasis dapat berkembang dan menimbulkan sejumlah tanda seperti:
- keluar cairan encer berbau busuk dari vagina
- alat kelamin kemerahan, terbakar dan gatal
- nyeri saat buang air kecil atau seks
- ketidaknyamanan di area perut bagian bawah.
Berbeda dengan PMS lain seperti klamidia dan gonore, trikomoniasis tidak mempengaruhi saluran reproduksi. Namun menurut CDC, orang hamil dengan penyakit ini lebih cenderung melahirkan bayi lebih awal. Selain itu, ada peluang lebih tinggi bayi memiliki berat lahir rendah.
Diagnosis dan pengobatan
Trikomoniasis dapat didiagnosis dengan bantuan tes tertentu. Ini meliputi pengambilan sampel cairan vagina untuk wanita atau swab dari dalam uretra untuk pria di bawah mikroskop. Perawatan melibatkan antibiotik oral, yang mungkin efektif melawan infeksi. Orang yang terinfeksi perlu menghindari hubungan seks hingga pengobatan selesai dan gejalanya membaik.
Pilihan Editor: 5 Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih