Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenali Perbedaan GERD, Refluks Asam, dan Heartburn

GERD, refluks asam, dan heartburn sering disalahartikan sebagai penyakit yang sama. Namun ternyata ketiganya merupakan kondisi yang berbeda.

15 Maret 2025 | 11.02 WIB

Ilustrasi gerd. Pexels/Cottonbro
Perbesar
Ilustrasi gerd. Pexels/Cottonbro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang sering bingung antara istilah acid reflux (refluks asam), heartburn (sensasi terbakar di dada), dan GERD (Penyakit Refluks Gastroesofagus).

Ketiganya sering digunakan secara bergantian, namun sebenarnya, kondisi ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal penyebab, gejala, dan dampaknya bagi kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Memahami perbedaan antara refluks asam, heartburn, dan GERD sangat penting, karena meskipun gejalanya mirip, penanganan dan tingkat keparahannya berbeda. Mari membahas lebih lanjut tentang bagaimana cara membedakannya untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Refluks Asam

Refluks asam adalah kondisi di mana asam lambung kembali naik ke esofagus atau kerongkongan. Biasanya, tubuh memiliki mekanisme untuk mencegah asam lambung bergerak naik. Namun, ketika katup sphincter esofagus bagian bawah (LES) melemah atau tidak menutup dengan sempurna, asam lambung dapat naik kembali. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa terbakar di dada, yang dikenal sebagai heartburn.

Dikutip dari Pfizer, isi perut, termasuk asam lambung, bisa naik kembali ke kerongkongan, dan menyebabkan rasa terbakar atau tidak nyaman. Meskipun refluks asam bisa terjadi pada siapa saja dari waktu ke waktu, jika sering terjadi, itu bisa menjadi masalah yang lebih serius.

Refluks asam dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti makanan berlemak, makanan pedas, alkohol, kopi, atau kebiasaan makan yang buruk. Biasanya, refluks asam dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil, dan tidak langsung berbaring setelah makan.

Heartburn

Heartburn adalah gejala yang sering terjadi akibat refluks asam. Gejala ini berupa sensasi terbakar atau nyeri di dada atau tenggorokan.

Rasa terbakar ini sering terasa setelah makan atau saat berbaring, dan bisa diperburuk oleh makanan tertentu atau kebiasaan tertentu. Meski heartburn umumnya tidak serius, jika sering terjadi, bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih besar.

Terkadang heartburn dapat hilang dengan pengobatan antasida atau perubahan gaya hidup. Namun jika terjadi secara terus menerus, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pencernaan yang lebih serius. Dalam beberapa kasus, sensasi terbakar ini bahkan bisa disalahartikan sebagai gejala serangan jantung.

Penyebab heartburn yang paling umum adalah refluks asam, tetapi dapat juga dipicu oleh kehamilan, kegemukan, atau konsumsi alkohol. Untuk sebagian orang, heartburn hanya muncul sesekali, namun bagi sebagian lain, itu bisa menjadi masalah yang sering terjadi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

GERD

GERD (Gastroesophageal reflux disease) adalah bentuk refluks asam yang lebih parah dan berlangsung kronis. Jika refluks asam terjadi lebih dari dua kali seminggu atau menyebabkan kerusakan pada esofagus, maka bisa didiagnosis sebagai GERD.

Pada GERD, asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan peradangan dan kerusakan jangka panjang pada lapisan esofagus. Disadur dari Medline Plus, GERD terjadi ketika penutup di esofagus bagian bawah yang dekat lambung menjadi lemah atau mengendur saat seharusnya tidak.

Dalam kasus GERD, selain heartburn, penderita juga bisa mengalami masalah seperti kesulitan menelan, batuk kronis, nyeri dada, hingga masalah gigi karena asam lambung merusak enamel gigi. Komplikasi jangka panjang yang lebih serius seperti kanker esofagus juga bisa terjadi jika GERD tidak ditangani dengan baik.

GERD biasanya disebabkan oleh katup LES yang lebih lemah atau tidak berfungsi dengan baik, memungkinkan asam lambung kembali naik ke esofagus. Faktor pemicu GERD antara lain obesitas, merokok, kehamilan, dan konsumsi alkohol. Jika tidak segera diobati, GERD dapat menyebabkan masalah serius, seperti ulkus, peradangan, atau bahkan penyempitan pada esofagus, yang membuat penderita kesulitan menelan.

Perbedaan Utama Ketiganya

Perbedaan utama antara ketiga kondisi ini terletak pada frekuensi dan dampak kesehatannya. Refluks asam adalah kondisi yang bisa dialami siapa saja sesekali, sementara heartburn adalah gejala yang muncul akibat refluks asam.

Di sisi lain, GERD adalah bentuk refluks asam yang lebih serius dan kronis. Jika heartburn terjadi lebih dari dua kali seminggu atau tidak bisa diatasi dengan obat-obatan bebas, itu bisa menjadi tanda adanya GERD.

Untuk kasus refluks asam dan heartburn yang tidak terlalu serius, perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan pemicu atau makan dalam porsi kecil dapat membantu. Pengobatan antasida atau penghambat produksi asam juga dapat memberikan bantuan sementara.

Namun, untuk GERD yang lebih parah, perawatan lebih lanjut mungkin diperlukan, termasuk obat resep atau prosedur medis. Jika gejala GERD tidak dapat diobati dengan obat-obatan, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada esofagus. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini secara berulang, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar kondisi dapat ditangani dengan tepat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus