Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Merayakan Hari Perempuan Internasional Lewat Aksi Sosial

Banyak cara untuk merayakan Hari Perempuan Internasional. Melakukan aksi sosial dengan berbagai komunitas yang fokus isu perempuan bisa jadi pilihan.

8 Maret 2022 | 23.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Perempuan Internasional diperingati dengan berbagai cara oleh masyarakat dunia. Di tahun 2022, peringatan yang jatuh pada 8 Maret mengusung satu tema besar yaitu #BreakTheBias, sebuah ajakan untuk mendobrak bias-bias dan stereotip berbasis gender yang kerap menyudutkan perempuan yang dapat berujung pada diskriminasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Indonesia, ada beberapa organisasi anak muda yang cukup fokus mendukung para perempuan untuk bisa berdaya di berbagai bidang. Salah satu aplikasi yang kerap menghubungkan para komunitas itu adalah aplikasi Campaign #ForChange, sebuah wadah bertemunya organisasi/komunitas sosial, suporter yang mendukung kampanye, dan sponsor yang mengkonversi aksi-aksi tersebut menjadi donasi. Dalam aplikasi yang digarap oleh startup sosial Campaign.com ini, hingga saat ini ada 426 organisasi/komunitas sosial yang bergabung dan meluncurkan kampanye sosial dengan lebih dari 413 ribu aksi dari para suporter, dan lebih dari Rp 1,52 miliar donasi yang disalurkan. Kampanye sosial yang berjalan, membawa fokus pada isu perempuan dengan tujuan yang beragam, seperti persoalan sosial seputar gender yang memiliki banyak dimensi dan lapisan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu komunitas yang berkolaborasi dengan Campaign #ForChange adalah MotherHope Indonesia, sebuah organisasi yang bertujuan menciptakan ruang aman bagi ibu baru untuk berbagi tanpa dihakimi. Motherhope Indonesia tengah menjalankan gerakan #SayangiIbuCegahDepresi di aplikasi Campaign #ForChange untuk mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan emosional dan praktikal kepada ibu hamil dan pasca melahirkan. Pendiri MotherHope Indonesia Nur Yana mengungkapkan menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, 10-50 persen ibu mengalami depresi pada masa kehamilan hingga 1 tahun pasca melahirkan. Depresi yang tidak tertangani dengan baik dapat berdampak buruk pada ibu, janin maupun bayi yang dilahirkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat efektif dalam pencegahan dan pemulihan depresi pasca melahirkan. "Guna mendukung upaya itu, MotherHope Indonesia memberikan kegiatan edukasi kepada ibu hamil, pasca melahirkan, dan keluarganya,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 8 Maret 2022.

Setiap aksi yang selesai dari para suporter dalam kampanye ini akan dikonversi menjadi donasi yang digunakan untuk menyelenggarakan seminar kesehatan berjudul "Happy Mom, Healthy Baby" dan pemberian makanan tambahan bergizi kepada 100 ibu hamil dan pasca melahirkan di Ubud dan Denpasar, Bali.

Ada pula Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) yang belum lama ini meluncurkan kampanye #LindungiPekerjaMigran di aplikasi Campaign #ForChange. Melalui kampanye ini, Koalisi tersebut menyuarakan tentang kebutuhan akan perbaikan kualitas perlindungan hukum bagi Pekerja Migran Indonesia. 70 persen dari 1,4 juta pekerja mingran Indonesia adalah perempuan. Sayang, hukum Indonesia masih belum memberikan aturan khusus bagi para pekerja migran perempuan. Padahal kelompok itu sangat rentan menjadi korban dalam berbagai kasus kekerasan di tempat kerja. Nantinya, donasi yang terkonversi dari aksi-aksi di kampanye ini akan digunakan untuk mendanai pembuatan naskah akademik RAPERDA Penyelenggaraan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Kemudian ada pula Asha Puan, komunitas yang bergerak di isu kesetaraan gender. Komunitas yang bekerja sama dengan Yayasan Pulih sebagai salah satu penggerak utama kesetaraan gender di Indonesia meluncurkan kampanye sosial #BerbagiPeran. Pendiri Asha Puan Yasmin Afah mengungkapkan, kampanye sosial ini digagas karena terdorong oleh peningkatan intensitas pekerjaan rumah tangga akibat pembagian yang tidak merata yang dialami oleh perempuan sejak pandemi COVID-19. “Dengan adanya kampanye ini, diharapkan terlahirnya kebiasaan baru laki-laki yang tergerak untuk berbagi peran domestik dan tidak ada lagi stigma bahwa ini merupakan ‘kewajiban’ perempuan semata karena peran itu bisa dikerjakan bersama-sama,” kata Yasmin. Donasi yang terkonversi nantinya akan digunakan untuk pelaksanaan lokakarya gratis seputar pembagian peran anggota keluarga di dalam rumah tangga bersama Yayasan Pulih.

Masih ada beberapa kampanye sosial tentang isu perempuan dalam aplikasi Campaign #ForChange. Bagi publik yang ingin merayakan Hari Perempuan Internasional dengan cara yang berbeda dan beraksi nyata bagi masyarakat, mengambil aksi sosial di aplikasi Campaign #ForChange bisa menjadi salah satu alternatif. Setiap aksi yang diambil sangat berarti untuk mendukung para penggerak kampanye sosial mencapai tujuannya menciptakan dunia yang lebih baik, dunia yang adil dan setara, yang bebas bias dan diskriminasi.

Baca: Hari Perempuan Internasional Ini 5 Masalah Penting Kesehatan Wanita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus