Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai seorang ibu muda yang punya anak balita, Feni Fitriani, 31 tahun, merasa harus belajar memasak untuk keluarganya. Namun pegawai swasta yang berkantor di kawasan Karet, Jakarta Pusat, ini kerap merasa tak percaya diri dengan hasil karyanya di dapur. Dia juga sering merasa bingung ketika hendak memasak. “Sulit mencari variasi masakan karena pengetahuan soal resep terbatas,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rasa tidak percaya diri Feni itu pelan-pelan berkurang setelah ia mulai rajin menonton video masak di YouTube setahun terakhir. “Willgoz referensi saya kalau mau masak,” ujarnya menyebut nama populer chef William Gozali, pemenang MasterChef Indonesia 3 yang populer di YouTube. Gara-gara Willgoz, Feni yang biasanya hanya bisa memasak sup, capcai, atau tumis-tumis sederhana, kini bisa memasak nasi bakar, oseng-oseng cumi dengan aneka bumbu, nasi kari ala Jepang, hingga chicken cordon bleu. “Cara penyampaian resep oleh Willgoz enggak rumit, mudah dimengerti.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kesederhanaan cara memasak, bahan baku yang simpel, dan kemudahan dalam mengolah aneka bumbu memang jadi kekuatan resep buatan William Gozali yang diunggah di media sosialnya. Melalui konten video di YouTube dan foto di Instagram, Willgoz mengajak para penontonnya untuk turut mencoba, tak hanya menjadi penonton. “Gue memang pengin karya gue banyak yang nyoba dan ngikutin,” kata William kepada Tempo, Rabu lalu.
Untuk semakin menarik minat pengikutnya, Willgoz kerap mereplikasi resep masakan yang sudah populer, seperti ayam krispi ala KFC, gudeg Yogya, hingga smoothies bowl kekinian. Tapi, meski mengajarkan cara masak yang simpel, Willgoz berpesan agar siapa saja yang ingin serius belajar masak harus memahami prinsip-prinsip dasar memasak.
Beberapa hal yang harus dipahami, kata dia, adalah soal cara kerja seorang koki. “Memasak itu, menurut gue, harus rapi dan terstruktur, supaya hasilnya maksimal.” Persiapan dan mengolah bahan-bahan sebelum dimasak, kata dia, adalah hal yang utama. Yang tak kalah penting, dia menambahkan, adalah pengetahuan tentang bumbu-bumbu dasar pada setiap masakan. “Jangan dulu ngomongin plating (cara menata makanan) sebelum tahu apa saja yang fundamental pada sebuah masakan.”
Willgoz juga menyarankan agar para pemula tak segan berinvestasi pada peralatan masak yang memang harus dimiliki, seperti aneka panci untuk merebus, penggorengan, wajan antilengket, pisau, talenan, dan spatula. “Jangan ragu juga mengoleksi aneka bumbu, rempah, saus, dan kecap-kecapan. Kebanyakan tahan lama kok.”
Sementara itu, chef Bahtiar Sigar yang populer lewat akun Masak Darurat mengatakan para pemula harus lebih berani berkreasi dengan masakan kendati peralatan dan bahan baku yang dimiliki terbatas. Menurut dia, keterbatasan tidak boleh menjadi alasan untuk membatasi kreativitas. “Yang tak kalah penting adalah tetap semangat belajar, jangan mudah menyerah. Kalau gagal itu wajar, coba lagi,” ujarnya.
Bahtiar yang belajar memasak sejak kecil dari ibunya memberikan rahasia lain. Menurut dia, ibunya punya resep paling penting dalam setiap masakan. “Sesederhana apa pun masakan dan alat-alat yang digunakan, asalkan memasaknya dengan hati dan penuh cinta, hasilnya pasti lebih dari enak.”
KORAN TEMPO