Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan menggigit kuku atau onikofagia, menurut Diagnostic and Statistical Manual (DSM) of Mental Disorders, merupakan kondisi seseorang mengalami perilaku yang berulang-ulang. Kondisi ini dipengaruhi masalah pikiran, seperti stres, tegang, jenuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Orang yang terbiasa menggigit kuku melakukannya ketika merasa gugup, bosan, kesepian, lapar,” kata ahli gizi di Bhatia Hospital Mumbai, Aishwarya Vichare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, onikofagia menyebabkan seseorang mengalami sensasi seperti gatal, kesemutan, atau rasa sakit. Kebiasaan menggigit kuku akan muncul sebagai reaksi untuk menghindari gejala tersebut. Saat menggigit kuku tak ada alasan pasti, setidaknya untuk sekadar perasaan lega.
Kebiasaan mengigit kuku
Kebiasaan menggigit kuku biasanya bermula semasa kanak-kanak. Jika dibiarkan akan berlanjut sampai masa remaja. Sebab, kebiasaan ini cenderung sulit untuk disetop. Reaksi sekejap ketika dalam keadaan tak sabar atau frustrasi, tanpa disadari orang yang onikofagia langsung menggigit kuku.
Perilaku itu berlanjut obsesi terus dilakukan berulang-ulang menjadi kebiasaan. Kiat sederhana mencegah kondisi onikofagia bisa sambil mengunyah permen karet ketika sedang stres. Cara lainnya menjaga kuku tetap pendek atau menutupi pakai sarung tangan untuk mengurangi keinginan menggigit.
Mengutip dari Medicine Net, menggigit kuku secara berulang-ulang dan tidak terkontrol, DSM mengategorikan onikofagia sebagai gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Perilaku lainnya dari gejala obsesif-kompulsif antara lain mencubit kulit, menjambak rambut, gigi mengunyah terus menerus. Onikofagia yang parah ditandai kesulitan memperhatikan dan gangguan kecemasan.
Sekilas tentang kesehatan kuku
Kesehatan seseorang juga dipengaruhi kebersihan kuku. Mengutip Mayo Clinic, Kuku yang sehat teksturnya halus dan tanpa berlekuk atau alur. Bentuk dan warnanya juga sama. Perubahan warna kuku terkadang menandakan masalah kesehatan. Misalnya, kuku yang kebiruan menandakan seseorang kurang oksigen.
Merujuk keterangan dari American Academy of Dermatology Association, supaya kuku sehat penting menjaga tetap bersih dan kering. Potong kuku juga cara untuk menjaga kesehatan. Potong kuku secara teratur agar tetap pendek bermanfaat mengurangi risiko cantengan atau cedera.
Seberapa sering kuku dipotong tergantung pertumbuhannya. Setelah dipotong, kemudian menggosok halus ujung kuku. Potong kuku pun sebaiknya tak terlalu pendek, karena berisiko melukai jaringan di bagian bawahnya. Kuku yang terlalu pendek rentan terluka.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.