Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Orang Tua Pecandu Narkoba, Ini Dampaknya pada Anak

Orang tua pecandu narkoba dapat mempengaruhi psikologis anak, mulai dari ikut terjerumus hingga timbul perasaan dendam.

27 Juni 2023 | 09.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Awas, orang tua pecandu narkoba dapat mempengaruhi psikologis anak, mulai dari ikut terjerumus hingga timbul perasaan dendam. Pendapat itu disampaikan oleh psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Ratih Yuniarti Pratiwi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Anaknya ini jadi seperti membangun dendam kepada orang tua karena orang tua melakukan agresi, baik secara verbal maupun nonfisik, di bawah pengaruh obat-obatan itu,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agresi merupakan perasaan marah atau tindakan kasar akibat sesuatu yang tidak mencapai kepuasan atau tujuan yang diarahkan kepada orang lain. Terlebih, tindakan tersebut berjalan secara tidak stabil, juga datang dan pergi sehingga anak akan mempertanyakan sikap orang tuanya tersebut, terutama anak usia dini.

“Kadang kalau sedang sadar bersikap baik sekali dan menunjukkan rasa sayang kepada anak, tetapi bila sedang kumat bertindak kasar dan sebagainya, ini akan membuat anak bingung hingga dendam,” ujar psikolog yang berpraktek di Klinik Kancil itu.

Meski tidak dapat dipukul rata, Ratih mengatakan anak dengan orang tua pecandu narkoba sangat mungkin turut terjerumus hal serupa. Ini merupakan kesimpulan yang diambil anak sebagai cara memecahkan masalah.

“Saya tidak bisa bilang kemungkinannya nol atau berapa persen, tapi 50:50 pasti ada kemungkinan anak untuk meniru, pasti akan ada anak yang memilih cara pemecahan masalah yang mirip dengan orang tuanya, misal dengan narkoba,” jelas Ratih. “Namun, banyak juga anak yang justru sama sekali tidak mau.” 

Perlu pendampingan emosional
Cukup berat bagi anggota keluarga lain menjalani hidup dengan orang tercinta yang terjerat narkoba, apalagi bagi yang belum dewasa. Ratih menyebut emosi dan kesehatan mental anak dipertaruhkan, mulai dari ketakutan luar biasa hingga gangguan kecemasan yang meningkat.

“Yang pasti secara emosi itu terganggu dan terkuras karena menghadapi perubahan perilaku pengguna, ketakutan luar biasa, kecemasan yang selalu terpicu, menghadapi masalah yang tidak kunjung selesai,“ imbuhnya.

Untuk itu, perlu pendampingan emosional secara konsisten dari anggota keluarga lain untuk memberi pengertian dan dukungan pada anak. Melakukan terapi keluarga dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater juga akan sangat membantu.

“Saya akan selalu menyarankan adanya terapi keluarga karena anak itu berhak mendapat hak-hak mereka dan mengembalikan keluarga ke fungsinya. Pendampingan psikologis juga suatu upaya untuk mengembalikan fungsi,” ujar Ratih.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus