Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar smartphone, tablet, dan perangkat lainnya menawarkan pengaturan yang mengubah suhu warna cahaya dari warna biru (cahaya biru) saat matahari terbit menjadi nada kuning hangat setelah gelap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fungsi ini sebagai respons terhadap penelitian yang menunjukkan bahwa paparan cahaya biru gawai di malam hari dapat berdampak negatif pada kualitas tidur dengan mengganggu ritme sirkadian otak, jam internal yang mengatur siklus tidur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada tiga jenis fotoreseptor (sel yang mendeteksi cahaya) dalam mata manusia. Ialah batang, kerucut, dan sel ganglion yang peka terhadap cahaya (ipRGCs).
Batang dan kerucut berkontribusi pada penglihatan dengan mengubah cahaya menjadi impuls listrik yang diteruskan ke korteks visual otak. Sel kerucut aktif dalam kondisi cahaya terang dan memiliki tiga subtipe yang merespon panjang gelombang cahaya yang berbeda.
Otak mengonversi sinyal dari sel kerucut panjang gelombang menjadi warna merah, sinyal dari kerucut panjang gelombang menjadi hijau, dan sinyal dari kerucut panjang gelombang menjadi biru.
Sel batang hanya aktif dalam kondisi cahaya rendah dan tidak peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda, sehingga otak menerjemahkan sinyal mereka menjadi nuansa abu-abu. Inilah mengapa kita tidak bisa melihat warna dalam cahaya redup.
Sel ganglion yang peka terhadap cahaya, tidak berperan dalam persepsi visual. Mereka memberikan informasi kepada otak tentang intensitas cahaya.
Selain mendeteksi cahaya secara mandiri, sel ganglion yang peka terhadap cahaya juga menerima input dari sel kerucut, yang berarti mereka dapat dipengaruhi oleh warna yang dirasakan dari cahaya.
Berdasarkan hasil penelitian, tiga kondisi pencahayaan yaitu biru, kuning dan putih tidak memiliki efek samping mempengaruhi tidur.
"Kami tidak menemukan bukti bahwa variasi warna cahaya sepanjang dimensi biru-kuning berperan penting bagi jam tidur manusia," kata Christine Blume, peneliti dari Centre for Chronobiology University of Basel yang dikutip dari psychologytoday.com. Ia lanjutkan, "Sebaliknya, berdasarkan hasil penelitian sel ganglion yang peka terhadap cahaya paling mempengaruhi jam tidur."
Meskipun studi lain telah menunjukkan bahwa pengaturan layar cahaya hangat sebenarnya tidak memperbaiki kualitas tidur, Blume mengatakan sebaiknya tidak menghilangkannya begitu saja. Sebagian besar opsi malam pada perangkat elektronik tidak hanya mengubah suhu warna cahaya yang mereka pancarkan tetapi juga intensitasnya yang berdampak pada tidur.
"Dari segi teknologi, memang mungkin untuk mengurangi proporsi gelombang pendek bahkan tanpa penyesuaian warna layar; namun hal ini belum diimplementasikan dalam tampilan ponsel pintar komersial," katanya. Untuk memperbaiki kualitas tidur alias mencegah gangguan tidur, Blume menyarankan letakkan ponsel jauh dari Anda sebelum waktu tidur.
Pilihan editor: Tips Menjaga Kenyamanan Mata dari Paparan Cahaya Biru Gadget