Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Butuh Panutan Pemimpin dan Tokoh

IDI menilai pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 perlu teladan dari pemimpin dan berbagai tokoh agar masyarakat Indonesia mau dan tidak ragu.

21 Desember 2020 | 08.40 WIB

Ilustrasi Vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Ilustrasi Vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 perlu teladan dari pemimpin dan berbagai tokoh agar masyarakat Indonesia mau dan tidak ragu untuk divaksin. Begitu kata Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Daeng mengusulkan strategi komunikasi kampanye vaksinasi tidak cukup kuat jika hanya diimbau atau dijelaskan. Akan lebih efektif jika diberi teladan secara langsung oleh pemimpin, tokoh, atau orang yang dianggap panutan. Dengan begitu, angka penerimaan vaksin akan semakin besar sehingga lebih cepat dalam membentuk kekebalan kelompok terhadap virus SARS corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jadi, kami sangat bersyukur kalau semua pimpinan yang sudah dicontohkan oleh Pak Presiden mau dilakukan vaksinasi, dari pihak kedokteran, termasuk dokter IDI, juga mau, agar menjadi role model untuk pertama kali disuntik vaksin. Jadi, ayo Kawan Vaksin ajak tokoh masyarakat untuk divaksin sehingga menjadi shock teraphy kepada masyarakat bahwa vaksin itu baik," katanya.

PB IDI membentuk Koalisi Relawan (Kawan) Vaksin, yang merupakan anggotanya, untuk mau divaksin COVID-19 pertama kali. Upaya ini dilakukan untuk mengajak masyarakat ikut serta melakukan vaksinasi COVID-19.

Anggota Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini, dalam kesempatan berbicara pada pelantikan Kawan Vaksin menyebutkan pemerintah, khususnya pihak Kementerian Kesehatan, agar melibatkan lebih banyak lagi lapisan masyarakat dengan pola komunikasi yang baik untuk sosialisasi vaksin COVID-19.

“Libatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, kalangan perguruan tinggi, dan relawan-relawan. Di sini sangat penting kehadiran relawan, tidak saja saat pelaksanaan vaksinasi bagi yang mau, tapi menyadarkan masyarakat agar mau menerima untuk divaksinasi sebab masih ada 37 persen rakyat yang ragu untuk divaksinasi,” ujarnya.

Daeng mengajak masyarakat Indonesia untuk divaksin dan tidak ragu untuk menjalani vaksinasi sebab proses penjaminan mutu dan prosedur yang dilakukan oleh Badan POM sudah baik.

“Ada dua prosedur yang sangat penting, yakni prosedur penelitian dan prosedur penilaian yang mengakibatkan diskusi di sosmed menjadi kacau sebab hanya berdasarkan asumsi. Padahal, dari Badan POM seperti disampaikan Bu Penny (Kepala BPOM Penny Kumumastuti Lukito, red.) itu sudah dilakukan,” jelasnya.

Daeng merasa aneh jika ada masyarakat yang menolak untuk divaksin. Padahal, vaksin seperti imunisasi cacar, campak, dan polio telah ada sejak puluhan tahun lalu.

“Kami di PB IDI agak aneh jika ada orang yang menolak vaksin padahal vaksin ini hal lumrah dan sudah dilakukan sejak dulu, mungkin jika ditelusuri secara historis semua masyarakat kita pernah divaksin,” ujarnya.

*Ini adalah konten kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus