Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pentingnya Vitamin bagi Anak yang Isolasi Mandiri

Jangan panik bila anak terkena COVID-19 dan harus isolasi mandiri. Ini yang perlu dipahami orang tua yang merawat.

19 Juli 2021 | 10.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anak terkena COVID-19, ini yang perlu dipahami orang tua yang merawat. Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropis sekaligus anggota Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Anggraini Alam, mengatakan orang tua cukup memberikan asupan vitamin kepada anak yang terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk isoman, cukup diberikan vitamin saja," kata Anggraini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suplemen yang bisa diberikan kepada anak yang bergejala ringan maupun tidak bergejala COVID-19 adalah vitamin C, vitamin D, dan mineral seperti seng.

"Sebenarnya, suplemen itu bisa didapat anak dari makanannya. Untuk vitamin D, bisa didapatkan melalui protein seperti telur, ikan, dan keju. Untuk vitamin C ada di sayur-sayuranan dan buah-buahan. Sementara seng juga ada di makanan kita. Vitamin D juga bisa didapatkan ketika berjemur di bawah sinar matahari," jelas Anggraini.

Lebih lanjut, ia mengatakan orang tua yang menjalani isolasi mandiri dengan anak bisa memberikan obat pelengkap jika ada gejala yang mengikuti. Misalnya, jika ada gejala demam, orang tua bisa memberikan obat penurun demam, juga gejala batuk dan pilek juga bisa diberikan obat yang sesuai.

Selain suplemen, vitamin, dan obat-obatan, Anggraini mengatakan memonitor perkembangan anak juga tidak kalah penting saat menjalankan isoman bersama. Orang tua perlu memiliki termometer untuk mengukur suhu dan oximeter untuk mengukur saturasi oksigen anak secara rutin, terutama di pekan awal positif COVID-19.

"(Monitoring) Harus sebaik dan sesering mungkin. Selain itu, buat komunikasi yang baik dengan dokter terkait dan terapkan kebersihan dan 5M kepada anak. Jika tidak ada gejala sistemik, mandi yang bersih, cuci hidung dan mulut, itu bagian yang bisa memperbaiki secara keseluruhan kebersihan anak. Tak lupa, orang tua juga harus menjadi teman untuk anak," ujarnya.

Meski berat untuk mendampingi dan merawat anak saat isoman, Anggraini mengingatkan orang tua untuk tetap tenang.

"Dengan ketenangan dan bimbingan orang tua untuk sama-sama buat anak disiplin 5M, tentu itu bisa membuat suatu pikiran yang menggembirakan dan suasana positif kepada anak. Walaupun di masa isolasi, membiasakan kondisi cek saturasi dan suhu jangan dibuat menjadi suatu kepanikan," jelas Anggraini.

Ia mengatakan persentase gejala ringan dan berat COVID-19 bagi anak-anak adalah 80:20 sehingga diharapkan dengan penanganan yang tepat, anak bisa lekas pulih dari virus ini. Anggraini berpesan kepada orang tua untuk rajin berkonsultasi dengan kerabat dan dokter anak ketika sedang menjalani isoman bersama. Orang tua juga diimbau untuk memonitor kesehatan anak dengan panduan dan catatan harian isoman dari IDAI yang bisa diakses dan diunduh di laman web resmi.

"Isoman ini memang tricky karena yang terjadi sekarang karena rumah sakit yang penuh. Kriteria untuk yang isoman adalah bagi yang asimptomatik atau bergejala ringan. Semua perlu kehati-hatian dan konsultasi," kata Anggraini. "COVID ini mengajarkan kita untuk berkonsultasi dan berkomunikasi bersama walaupun berjauhan. Intinya adalah komunikasi, positive thinking bahwa orang tua bisa mengelola anaknya selama isoman dan tahu kapan harus segera ke rumah sakit, dan jangan lupa untuk sering komunikasi ke dokter anak."

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus