Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 1 Mei 1956, seorang dokter di Jepang melaporkan epidemi penyakit sistem saraf pusat tidak diketahui yang disebut dengan penyakit Minamata. Penyakit ini telah ditemukan pada akhir 1950-an di Teluk Minamata, Jepang yang membuat makhluk hidup terkontaminasi dengan merkuri dari pabrik terdekat tempat produksi asetaldehida kimia (pipa limbah kimia Chisso Corporation).
Mengacu healthandenvironment.org, merkuri dibiotransformasikan oleh bakteri dalam air menjadi metilmerkuri atau merkuri organik yang terakumulasi secara hayati dan dibiomagnifikasi dalam otot ikan. Merkuri ini menyerang makhluk hidup yang diawali kemayian kucing lokal akibat memakan ikan dengan kandungan metilmerkuri.
Kemudian, populasi lokal orang yang bergantung pada ikan juga terkena penyakit Minamata, terutama janin dan anak-anak. Bahkan, lebih dari 2.000 orang meninggal dunia dan ribuan lainnya mengalami luka yang melumpuhkan.
Menurut env.go.jp, penyakit Minamata merupakan contoh khas dari kerusakan kesehatan terkait polusi di Jepang. Penyakit Minamata adalah gangguan pada sistem saraf pusat yang menunjukkan berbagai tanda dan gejala, termasuk gangguan sensorik di bagian distal empat ekstremitas, ataksia, dan kontraksi konsentris bidang visual.
Pada 1968, pemerintah Jepang mengumumkan bahwa Minamata terjadi karena konsumsi ikan dan kerang yang terkontaminasi senyawa metilmerkuri dari pabrik kimia. Metilmerkuri merupakan senyawa organik yang sangat beracun. Hampir semua orang memiliki beberapa kecil metilmerkuri di tubuh yang mencerminkan prevalensinya di lingkungan. Namun, kebanyakan orang memiliki kadar merkuri dalam tubuh di bawah takaran tertentu sehingga berdampak pada kesehatan tubuh, seperti tertulis dalam epa.gov.
Berdasarkan hg-nic, metilmerkuri dan uap merkuri logam dapat dengan mudah masuk ke tubuh manusia dari saluran usus dan paru-paru. Metilmerkuri berikatan dengan sistein (sejenis asam amino) untuk membentuk kompleks yang strukturnya mirip dengan metionin dan asam amino esensial. Kemudian, metilmerkuri dimasukkan ke dalam jaringan melalui transporter asam amino yang akan membentuk amalgam gigi. Lalu, amalgam gigi akan menghasilkan uap merkuri logam. Namun, beban tubuh merkuri logam dari amalgam relatif rendah.
Merkuri dapat menyerang orang melalui beberapa kondisi. Biasanya, paparan merkuri terjadi karena terlepas dari wadah atau produk yang pecah. Adapun, paparan merkuri yang umum menyerang tubuh berasal dari beberapa hal berikut ini, yaitu:
- Termometer demam yang pecah di mulut;
- Perhiasan baru, seperti kalung yang mengandung liontin kaca;.
- Produk konsumen lain, seperti barometer, sakelar, termostat, dan sakelar listrik;
- Pengisian gigi dalam amalgam gigi; serta
- Penambangan emas.
Tak hanya itu, merkuri yang menjadi penyebab penyakit Minamata juga dapat menyerang dalam kesempatan langka. Merkuri dapat menyerang seseorang yang menderita konsekuensi kesehatan serius. Setelah terpapar uap merkuri tingkat sangat tinggi, seseorang mendapatkan masalah kesehatan serius, terutama jika paparan terjadi dalam jangka waktu lama.
Pilihan Editor: 68 Tahun Lalu, Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini