Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Doomscrolling kondisi seseorang tak bisa berhenti mengonsumsi konten di media sosial tentang berbagai hal yang meresahkan atau informasi negatif, dikutip WebMD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai konten yang meresahkan dan berita negatif rentan berdampak bagi emosi manusia dan beberapa hal lainnya. Misalnya, doomscrolling membuat pikiran mengalami kelelahan. Contoh lainnya munculnya perasaan ketidakpastian, cemas, atau tertekan yang berlebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perasaan tak nyaman tersebut mengganggu waktu tidur, nafsu makan, motivasi hidup, atau keinginan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Dampak dari doomscrolling bisa makin parah jika seseorang memiliki kondisi mental seperti kecemasan dan depresi. Kebiasaan doomscrolling menyebabkan serangan panik.
Penyebab doomscrolling
Saat mengikuti informasi peristiwa secara rutin atau terlarut dalam berita negatif akan mempengaruhi pikiran. Penyebabnya ketika seseorang merasa kesal dengan konten berita sehingga terus mencari informasi lanjutan untuk meneruskan perasaan kesal. Informasi tandingan yang relevan bisa saja diabaikan orang tersebut untuk tetrap hanyut dalam perasaan kesal.
Penyebab lainnya terlalu larut dalam media sosial hingga seseorang terlempar ke berita atau informasi negatif dan terjebak di dalamnya tanpa sadar. Bisa juga ketika sedih, orang tersebut ingin mengalihkan perasaannya sambil berselancar di Internet dan terjebak ke informasi negatif tanpa sadar.
Dikutip dari Healthline, ahli psikologi dari NYU Langone Health di New York Ariane Ling menjelaskan, pandemi telah memperburuk kebiasaan doomscrolling.
Ketika pandemi, berita tentang perisitiwa buruk atau menyedihkan terkait Covid-19 tak ada habisnya. Media massa menyebarkan informasi tentang Covid-19 menjadi berita utama dan bisa diakses oleh semua orang. Meski bermanfaat dalam penyebaran informasi, tapi ada kecenderungan orang-orang yang doomscrolling terus-menerus menerima berita negatif secara tak beraturan tak hanya dari berita. Sebagian lainnya informasi dari media sosial yang tak jelas sumber rujukannya.