Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyebab Napas dan Kencing Bau Setelah Makan Jengkol dan Petai

Pete mengandung kadar asam amino yang dengan konsentrasi tinggi, sementara jengkol mengandung belerang bernama asam djengkolat. Keduanya cenderung mengeluarkan bau tidak sedap.

13 September 2023 | 14.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi semur jengkol. Bango.co.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jengkol dan petai memang memiliki kelezatan tersendiri bagi penikmatnya. Namun bau nafas yang dihasilkan setelah memakannya membuat beberapa orang enggan mencicipinya ketika akan beraktivitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jengkol dan petai adalah sejenis kacang-kacangan yang tumbuh di seluruh Asia Selatan dan Tenggara. Kacang ini terkenal karena baunya yang kuat dan tahan lama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, rasa jengkol dan petai yang lezat dan nikmat, tetap memiliki pesona tersendiri bagi para penikmatnya.

Lalu, apa penyebab jengkol dan petai membuat napas dan kencing bau setelah menyantapnya?

Ilustrasi petai. (Pixabay.com/Endry Yana)

Petai

Petai memiliki bahasa latin parkia speciosa. Dikutip dari HealthyLiving, aroma pete yang menyengat disebabkan oleh tingginya kadar asam amino yang terkandung di dalamnya dengan konsentrasi tinggi dan menghasilkan gas metana penghasil kentut di dalam tubuh.

Ketika dikeluarkan dari tubuh, zat ini akan berubah menjadi bahan kimia yang mengandung sulfur, yang sering kali menyebabkan urin berbau. Meskipun baunya yang tidak sedap, petai diketahui memiliki banyak rasa.

Berbentuk seperti permen, pete belum mengeluarkan bau yang menyengat ketika masih mentah. Tapi, setelah dimakan, baunya akan keluar bersama napas dan urine.

Dilansir dari TasteAtlas, pada biji petai juga terdapat beberapa jenis zat penyebab bau tidak sedap seperti hexathionine, tetrathiane, trithiolane, pentathiopane, pentathiocane, dan tetrathiepane.

Jengkol

Jengkol dikenal dengan nama latin Archidendron pauciflorum. Sering dikaitkan dengan bau tidak sedap yang sama dengan petai.

Jengkol banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pada buah jengkol terdapat senyawa yang mengandung belerang bernama asam djengkolat atau asam jengkolat.

Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang berperan dalam bau napas dan urine yang keluar sehingga berbau menyengat dan cenderung tidak sedap.

Meskipun membuat napas dan urin bau. Rasa pete dan jengkol yang lezat dan gurih tetap diminati dan dicari oleh banyak orang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus