Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Penyebab Pasti Masih Belum Dipahami, Apa Saja Perawatan untuk Preeklamsia?

Penyebab preeklamsia masih belum bisa dipahami sepenuhnya. Apapun faktor pemicunya, ada sejumlah cara perawatan. Berikut di antaranya.

16 Desember 2024 | 20.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Preeklamsia adalah kondisi tekanan darah tinggi selama kehamilan, biasanya pada trimester ketiga meski bisa juga terjadi lebih awal pada minggu ke-20, juga pada periode pascamelahirkan, kata Rana. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan gagal berbagai organ, gangguan hati dan ginjal, stroke, tak sadarkan diri, atau cairan di paru-paru. Kondisi ini juga bisa bisa memicu kadar protein tinggi pada urine ibu, yang bisa menyebabkan dehidrasi, penyakit ginjal, dan gangguan autoimun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Preeklamsia tak hanya mempengaruhi kesehatan ibu tapi juga bisa berdampak pada janin dan bayi yang baru lahir, untuk jangka pendek dan panjang, seperti perkembangan janin yang terhambat, kelahiran prematur, dan berbagai masalah kesehatan lain terkait prematuritas. Kondisi ini adalah penyebab kematian ibu dan janin di seluruh dunia," papar Dr. Sarosh Rana, pengajar kandungan dan kebidanan di Universitas Chicago, kepada USA Today.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa penyebabnya?
Eleni Tsigas, ketua eksekutif Yayasan Preeklamsia di Melbourne, Florida, mengatakan semua penyebab atau faktor yang berkontribusi terkait preeklamsia masih belum bisa dipahami sepenuhnya. Namun ada pendapat plasenta berperan kunci, dan perempuan dengan hipertensi kronis, obesitas, dan penyakit metabolik tertentu seperti diabetes dan penyakit autoimun seperti lupus lebih rentan terkena preeklamsia. Sementara Rana menyebut faktor seperti keturunan, masalah imun, dan lingkungan bisa berkontribusi.

Jenis perawatan
Apapun faktor pemicunya, ada sejumlah cara perawatan preeklamsia. Jika bayi belum cukup waktu untuk dilahirkan secara normal, dokter biasanya menyarankan obat-obatan tertentu, pembatasan pola makan, serta mengurangi asupan sodium, minum lebih banyak air putih, dan memperbanyak frekuensi pemeriksaan kehamilan.

"The American College of Obstetrics and Gynecology juga menyarankan semua pasien diberi aspirin dosis rendah jika sudah terdeteksi menderita preeklamsia sampai persalinan," ujar Rana.

Terkadang, perawatan lain juga dianjurkan, tergantung faktor-faktor terkait usia gestasional dan kesehatan janin, usia dan kesehatan ibu secara umum, dan setelah ada pemeriksaan teliti bagaimana perkembangan penyakit. 

"Termasuk memantau tekanan darah dan hasil tes laboratorium yang menunjukkan kondisi ginjal dan hati serta kemungkinan terjadi penggumpalan darah," kata Tsigas.

Penanganan medis dan perawatan terkait hanya dimaksudkan untuk membantu ibu melahirkan sesuai waktunya dan mencegah risiko kelahiran prematur. Setelah bayi lahir dan plasenta yang berperan dalam terjadinya preeklamsia tak lagi menjadi masalah maka penderita preeklamsia pun akan sembuh total, papar Tsigas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus