Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Perbedaan Demensia dan Alzheimer

Semua orang dengan Alzheimer mengalami demensia, tetapi tidak semua demensia disebabkan oleh Alzheimer.

24 September 2024 | 14.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Demensia dan Alzheimer sering kali disamakan, tetapi penting untuk memahami perbedaan antara keduanya. Demensia adalah istilah umum yang mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, sedangkan Alzheimer adalah jenis spesifik dari demensia yang merupakan penyebab paling umum.

Demensia bukanlah diagnosis tersendiri, melainkan istilah payung yang mencakup sekelompok gejala yang berkaitan dengan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan kemampuan menalar. Menurut data dari Alzheimer's Association, demensia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk stroke, penyakit Parkinson, dan penyakit Huntington, serta Alzheimer.

Demensia memiliki gejala yang dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tetapi beberapa gejala umum meliputi:

- Kesulitan Mengingat: Seseorang yang mengalami demensia mungkin kesulitan mengingat informasi baru atau bahkan lupa nama orang-orang terdekat.
- Kesulitan Fokus dan Berpikir: Individu dapat mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian pada tugas-tugas yang biasa mereka lakukan.
- Masalah dalam Mengatasi Masalah: Hal ini bisa termasuk kesulitan dalam merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari, seperti mengikuti resep masakan.

Menurut Medical News Today, demensia dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, sehingga berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial.

Alzheimer adalah penyakit otak yang ditandai oleh kematian sel-sel otak yang menyebabkan penurunan kemampuan berpikir dan memori. Ini adalah jenis demensia yang paling umum, yang menyumbang sekitar 60-80 persen dari semua kasus demensia di Amerika Serikat. Diperkirakan, sekitar 5 juta orang di AS menderita penyakit ini, dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2060.

Alzheimer biasanya mempengaruhi orang yang berusia 65 tahun ke atas, dengan hanya 10% kasus terjadi pada individu yang lebih muda. Penyakit ini dinamai Dr. Alois Alzheimer, yang pertama kali menggambarkan kondisi ini pada tahun 1906.

Gejala awal Alzheimer sering kali halus tetapi dapat berkembang menjadi lebih serius seiring waktu. Beberapa gejala awal yang sering muncul meliputi:

- Kesulitan Menerima dan Mengingat Informasi Baru: Seseorang dengan Alzheimer mungkin kesulitan dalam mempelajari hal-hal baru atau mengingat informasi yang baru saja mereka terima.
- Mudah Bingung dan Disorientasi: Individu dapat merasa bingung tentang waktu, tempat, atau identitas orang-orang di sekitar mereka.
- Kesulitan dalam Penggunaan Bahasa: Penderita mungkin kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk digunakan, membuat komunikasi menjadi menantang.

Salah satu fitur utama dari Alzheimer adalah adanya plak dan tanggul di otak, serta hilangnya koneksi antara sel-sel saraf, yang mengakibatkan informasi tidak dapat mengalir dengan baik antara berbagai bagian otak.

Hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan demensia atau Alzheimer. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup:

- Perawatan Medis: Konsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat sangat penting. Beberapa obat dapat membantu memperlambat perkembangan gejala.
- Dukungan Keluarga dan Teman: Dukungan emosional dan sosial dari orang-orang terdekat dapat membantu penderita merasa lebih nyaman dan terhubung.
- Gaya Hidup Sehat: Mengadopsi pola makan sehat, rutin berolahraga, dan tetap aktif secara mental dapat membantu mengelola gejala demensia dan Alzheimer.

Apa Perbedaan antara Demensia dan Alzheimer?
Demensia adalah istilah umum untuk berbagai kondisi yang melibatkan hilangnya fungsi kognitif. Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum, yang ditandai dengan adanya plak dan tanggul di otak. Gejala mulai muncul secara bertahap dan biasanya mencakup penurunan fungsi kognitif dan kemampuan bahasa.

Untuk mendapatkan diagnosis Alzheimer, seseorang harus mengalami kehilangan memori, penurunan kognitif, atau perubahan perilaku yang memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Teman dan keluarga sering kali dapat melihat gejala demensia sebelum penderita menyadarinya.

Tidak ada tes tunggal untuk Alzheimer. Jika dokter mencurigai keberadaan kondisi ini, mereka akan menanyakan tentang gejala, pengalaman, dan riwayat medis. Dokter juga dapat melakukan beberapa tes, termasuk:

- Tes kognitif dan memori untuk menilai kemampuan berpikir dan mengingat,
- Tes fungsi neurologis untuk menguji keseimbangan, indera, dan refleks,
- Tes darah atau urin,
- CT scan atau MRI otak,
- Pengujian genetik.

MYESHA FATINA RACHMAN | MEDICAL NEWS TODAY 

Pilihan Editor: Bisa menyerang Siapa Saja, Kenali Fakor Pemicu Terbanyak Demensia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus