Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Parasetamol dan ibuprofen obat yang biasa diresepkan untuk meredakan nyeri atau demam. Walaupun dianggap sama, sebetulnya obat itu berlainan.
Parasetamol
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Difference Between, parasetamol dikenal sebagai asetaminofen dalam peristilahan farmasi. Nama merek seperti Tylenol juga berarti obat yang sama. Parasetamol tersedia dalam berbagai bentuk, tablet, granular, sirup. Parasetamol diresepkan dalam banyak kondisi, antara lain meredakan sakit kepala, gigi, nyeri punggung, pilek, demam.
Mekanisme kerja parasetamol terdiri atas dua jenis. Ini menghambat peradangan, sehingga mengurangi rasa sakit. Kondisi sesungguhnya mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit untuk jangka waktu tertentu. Parasetamol juga mempengaruhi penyebaran panas sehingga mengurangi demam.
Ibuprofen
Ibuprofen digunakan untuk mengobati nyeri ringan maupun sedang. Biasanya ibuprofen digunakan mengatasi demam. Mengutip Mayo Clinic, ibuprofen tergolong obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pertama kali menyetujui obat ini pada 1974. Obat itu bisa digunakan untuk orang dewasa dan anak.
Mengutip MedlinePlus, ibuprofen bisa obat itu sendiri maupun dalam kombinasi. Tapi, beberapa produk kombinasi ini hanya tersedia dari resep dokter. Biasanya untuk mengobati gejala batuk dan pilek. Jika dokter meresepkan ibuprofen, maka tidak mengonsumsi obat nonresep yang kandungannya sama.
Mengutip Everyday Health, ibuprofen merupakan obat yang digunakan untuk mengobati rasa sakit, bengkak, nyeri, dan demam tersebab berbagai masalah medis. Misalnya, sakit kepala, gigi, punggung, nyeri haid, otot, radang sendi, cedera dan flu biasa.
Ibu hamil atau menyusui disarankan tak mengonsumsi ibuprofen kecuali dalam pengawasan dokter. Ibuprofen juga tak boleh dikonsumsi jika memiliki riwayat reaksi alergi terhadap kandungan itu.
Perbedaan parasetamol dan ibuprofen
1. Mekanisme kerja parasetamol menghambat senyawa steroid yang disebut prostaglandin. Sedangkan mekanisme kerja ibuprofen mengurangi hormon mempengaruhi peradangan.
2. Dampak terbesar penyalahgunaan parasetamol mempengaruhi hati. Tapi penyalahgunaan ibuprofen mempengaruhi lambung dan usus.
3. Penggunaan parasetamol jangka panjang menyebabkan kerusakan hati. Sedangkan, penggunaan ibuprofen jangka panjang menyebabkan masalah jantung dan sirkulasi darah.
Baca: Apa Itu Obat Ibuprofen?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.