Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bahaya Terlalu Sering Minum Obat Sakit Kepala

Dokter mengingatkan bahaya terlalu sering minum obat sakit kepala karena bisa menyebabkan sakit kepala berkepanjangan.

4 November 2022 | 14.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan biasakan bergantung pada obat jika sakit kepala. Penderita disarankan untuk mengganti obat yang terlalu lama diminum dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami sakit kepala berulang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spesialis saraf dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, Tiara Aninditha, mengingatkan bahaya terlalu sering minum obat sakit kepala karena bisa menyebabkan sakit kepala berkepanjangan yang disebut Medication Overuse Headache (MOH).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"MOH ini istilah baru, yang secara sederhananya adalah sakit kepala yang dipicu minum obat yang terlalu banyak," katanya.

Ia menjelaskan MOH paling banyak terjadi pada penderita migrain dan wanita muda di usia produktif yang banyak menghabiskan waktu di depan layar ponsel atau komputer.

"Karena migrainnya mengganggu dan dia tidak menemukan cara yang tepat. Padahal bisa saja migrainnya dipicu hal-hal tertentu, jadi bukan menghindari penyebabnya malah dia menghilangkan dengan jalan pintas berupa minum obat," jelasnya. "Kemudian yang sering melihat layar itu rasanya enggak nyaman di kepala. Padahal ada cara lain, tapi ditanganinya malah minum obat terus-menerus," tambahnya.

Periksa ke dokter
Ia menjelaskan orang dapat dikatakan berlebihan minum obat sakit kepala jika melakukannya selama lebih dari 10-12 hari setiap bulan dalam tiga bulan terakhir untuk satu jenis obat.

"Misalnya paling sering minum parasetamol yang merek bebasnya ada macam-macam, coba saja hitung kira-kira seminggu minimal tiga kali minum, Senin sudah, Selasa sudah, lalu beberapa hari kemudian juga, nanti minggu depan begitu lagi. Kalau itu terjadi setidaknya tiga bulan, berarti kita sudah dalam taraf minum obat terlalu banyak," tuturnya. "Begitu kita mau stop atau enggak minum di minggu-minggu berikut, kepalanya malah sakit. Jadi ketahuannya adalah kita jadi kebiasaan dan susah menghentikan minum obat tersebut." 

Oleh karena itu, Tiara menyarankan tidak menjadikan obat sebagai jalan pintas saat mengalami sakit kepala dan cobalah untuk melakukan upaya lain seperti cukup beristirahat. Selain itu, penting juga untuk mengelola stres dengan baik karena stres juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit kepala.

"Kalau migrain memang disarankan minum obat segera saat gejala sakit kepala muncul. Tapi jika tidak membaik, kuncinya bukan berarti harus minum terus menerus. Sebaiknya pergi ke dokter supaya tidak masuk ke MOH," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus