Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak di RSUD Kepulauan Seribu, Jakarta, Victor, melarang pemberian obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Pasalnya, mayoritas obat penurun panas bersifat menekan sistem kekebalan tubuh. Padahal, kekebalan tubuh ingin ditingkatkan melalui imunisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang paling sering adalah demam. Ketika anak mengalami demam sebaiknya tidak langsung memberikan obat penurun panas. Banyak obat penurun panas dapat menekan sistem kekebalan tubuh, padahal kita ingin meningkatkan kekebalan tubuh anak,” kata Victor, Selasa, 20 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyarankan untuk memberi anak lebih banyak air dari biasanya, menjaga suhu ruangan yang nyaman, mengenakan pakaian tipis, hingga memberikan kompres air hangat. Namun, ia juga mengingatkan jika anak memiliki riwayat kejang saat kecil perlu lebih waspada dengan memberikan obat-obatan saat demam.
Selain itu, biasanya anak juga akan mengalami reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada area penyuntikan, yang dapat diatasi dengan cara mengompres bagian yang terkena efek suntikan. Victor juga menjelaskan tidak ada kontraindikasi bagi anak yang sedang minum antibiotik untuk menerima imunisasi. Namun, disarankan untuk menunda imunisasi jika anak sedang mengalami penyakit serius hingga pulih sepenuhnya.
“Tidak ada kontraindikasi ketika anak minum antibiotik tapi harus imunisasi karena berbeda. Hanya sebaiknya ketika anak sakit berat kita menunda pemberian imunisasi hingga anak sehat,” jelasnya.
Manfaat imunisasi
Victor menuturkan imunisasi sudah dapat diberikan sejak bayi baru lahir sesuai rekomendasi dokter anak. Contoh, pemberian vaksin hepatitis B pada bayi yang baru lahir dan dilanjutkan dengan vaksin lain sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Ia juga menjelaskan imunisasi merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi yang spesifik terhadap mikroorganisme penyebab penyakit.
"Imunisasi memberikan tubuh senjata untuk melawan musuh, yaitu mikroorganisme penyebab penyakit. Mikroorganisme yang dilemahkan atau dipecah akan merangsang pembentukan antibodi spesifik dalam tubuh," paparnya.