Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini viral di media sosial tentang video yang memperlihatkan kamar indekos seorang perempuan. Video tersebut mendapat perhatian warganet karena kondisi kamar yang terlihat memprihatinkan dengan tumpukan barang dan sampah memenuhi hampir setiap sudut ruangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis kesehatan jiwa Handoko Daeng mengatakan upaya mendapatkan kepastian orang mengalami gangguan kejiwaan hoarding disorder atau gangguan penimbunan butuh kajian secara ilmiah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perlu dilakukan kajian ilmiah untuk dapat memastikan apakah seseorang itu mengalami disorder atau tidak," kata mantan Kepala Seksi Gangguan Bipolar Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya itu.
Beda mengumpulkan dan menimbun
Ia mengatakan gangguan penimbunan atau gemar mengumpulkan barang-barang sebagai dua hal yang berbeda. Hingga saat ini belum ada terminologi khusus yang mengaitkan gangguan tersebut dengan kebiasaan mengumpulkan barang.
"Perlu jelas dulu apakah itu terminologi medis atau terminologi masyarakat. Kalau mengumpulkan barang-barang seperti mobil-mobilan satu gudang penuh, apa itu disorder? Tentu bukan. Yang penting tidak mengganggu orang lain," ujarnya.
Handoko menjelaskan perlunya penggalian informasi secara mendalam untuk mengetahui motif yang menjadi latar belakang keadaan tersebut. Ia menyebut banyak faktor penyebab orang berperilaku seperti itu, salah satunya gangguan psikologis sosial pada masa lalu.
"Untuk penanganannya bisa dilakukan oleh orang sekitar yang memiliki otoritas dengan membawanya ke sentra kesehatan," sarannya.