Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Satyagatra Universitas YARSI Jakarta, dr. Maya Trisiswati, menyebut pentingnya remaja berpikir lebih matang sebelum memutuskan menikah di usia muda. Tujuannya untuk mengurangi risiko perceraian di kemudian hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam merencanakan pernikahan ada lima kesiapan yakni usia, fisik, mental, finansial, siap menjadi orang tua,” kata Maya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menjelaskan para remaja juga perlu memikirkan dan mempersiapkan hal-hal tersebut sebelum memutuskan untuk menikah muda sebab apabila kelima hal ini tidak dipersiapkan dengan baik maka kelak pernikahan pun bisa berujung perceraian. Selain itu, remaja juga perlu memahami usia ideal untuk menikah, yakni 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi laki-laki karena pada usia tersebut kesiapan organ reproduksi dinilai sudah matang dan mampu melakukan pembuahan dengan sehat.
Pahami tujuan menikah
Maya mengatakan, sebelum menikah para remaja sebaiknya tahu tujuan dari sebuah pernikahan. “Banyak sekali tujuan orang untuk menikah tapi sejatinya menikah itu adalah bagaimana kita membangun satu keluarga baru, tentunya dengan lingkungan baru, lika-liku yang baru, yang nanti ke depannya akan menciptakan generasi yang berkualitas,” jelasnya.
Bagi remaja yang sudah mulai berpacaran, Maya berpesan agar tetap menjalin hubungan yang positif dan berhati-hati terhadap perilaku seksual yang berisiko. “Kalau dilarang remaja biasanya malah backstreet (pacaran secara sembunyi-sembunyi), jadi kalau mau pacaran remaja harus mengetahui hubungan yang sehat,” ujarnya.
Hubungan sehat ditandai dengan komunikasi yang terbuka dan jujur, saling menghargai, dilandasi kepercayaan dan keterbukaan, dukungan emosional, menghormati batasan, serta tidak ada kekerasan.
Pilihan Editor: Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja